Bos Gojek Investasi di Startup Digitalisasi Warung di India

Fahmi Ahmad Burhan
12 Desember 2019, 11:54
Bos Gojek Investasi di Startup Digitalisasi Warung di India, m.Paani
Gojek
Ilustrasi, Bos baru Gojek Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo.

Dua petinggi Gojek yakni co-CEO Kevin Aluwi dan Head of Merchant Ryu Suliawan investasi di startup digitalisasi warung di India, m.Paani. Startup tersebut mengumpulkan pendanaan seri A US$ 5,5 juta atau sekitar Rp 77,2 miliar.

Selain kedua bos Gojek itu, ada beberapa investor yang terlibat dalam putaran pendanaan itu. Di antaranya modal ventura asal Turki AC Ventures, Henkel, Candy Ventures, Senior Advisor Bain and Company Suvir Varma, Chiratae Ventures, dan Blume Ventures.

Dana segar dari investasi tersebut bakal digunakan untuk pengembangan produk, percepatan pertumbuhan dan perluasan cakupan m.Paani. "Kami melihat potensi besar bagi mereka untuk memberdayakan pengecer lokal di luar India," kata Kevin dikutip dari Economic Times, Indiatimes.com kemarin (11/12).

Kevin menilai, m.Paani memiliki pemahaman mendalam tentang pengecer lokal di India. Dengan begitu, menurut dia, produk dan strategi perusahaan semestinya berfokus pada penyelesaian masalah dan aspirasi penggunanya.

(Baca: Perang Baru Para Unicorn dan Decacorn di Warung Kelontong)

Startup itu berfokus mendigitalkan peritel lokal di India. Dengan begitu, perusahaan rintisan itu menghubungkan pemilik warung dengan konsumen secara online, serta mengakses data dan mendapat wawasan bisnis terkait retail.

Perusahaan mengklaim, layanan mereka dapat mengefisiensikan dan mengefektifkan operasional bisnis pemilik warung. Saat ini, m.Paani menggaet lebih dari 50 ribu pengecer dan tujuh juta konsumen di platform-nya.

Pendiri m.Paani Akanksha Hazari mengatakan, perusahaannya menjembatani kesenjangan teknologi untuk memastikan bahwa pengecer lokal India dapat bertahan di era digital. “Tetapi juga berkembang di era India 2.0. Masa depan ritel India adalah, dan harus, lokal," kata dia.

Apalagi, ia mencatat ada lebih dari 10 juta toko kelontong yang disebut Kirana di India. Mereka berkontribusi lebih dari 85% terhadap penjualan ritel di negara tersebut. Sedangkan ritel modern dan online atau e-commerce hanya menyumbang 10-15%.

Dari hasil riset internal, sekitar 86% masyarakat India berbelanja melalui Kirana yang hanya berjarak tiga hingga empat kilometer dari rumah. Akanksha mengklaim, konsep bisnis startup-nya menghasilkan monetisasi melalui pelanggan pengecer.

Ia juga mengklaim, layanannya berhasil mendorong pertumbuhan bisnis lebih dari 25% bagi mitra ritel. Tidak heran, jika perusahaan besar seperti Hindustan Unilever berminat untuk kolaborasi lewat pemasaran berbasis data.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...