Chevron Tak Investasi, Produksi Blok Rokan Turun Menjadi 161 Ribu BOPD
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas Dwi Soetjipto menyatakan produksi minyak Blok Rokan hanya 161 ribu barel per hari (bopd) pada tahun depan. Ini lantaran Chevron Pacific Indonesia tidak lagi berinvestasi di blok migas tersebut. Pertamina pun diharapkan segera mengebor sumur di Blok Rokan.
Dengan begitu, penurunan produksi secara alamiah atau decline bisa ditekan. Pasalnya, produksi rata-rata Blok Rokan tahun ini bisa mencapai 190 ribu bopd.
"Kami mendorong transisi berjalan secepat-cepatnya. Ekpektasinya Pertamina harus bisa berinvestasi," Kata Dwi saat ditemui di Bojonegoro, Selasa (17/12).
Diskusi antara Pertamina dan Chevron pun sudah mendekati titik temu. Diharapkan proses transisi di Blok Rokan bisa segera berjalan. "Pertamina berencana melaporkan pada minggu ini, aspek legal dan aspek valuasi," kata Dwi.
(Baca: Chevron dan Pertamina Masih Tutup Mulut Soal Transisi Blok Rokan)
Sebelumnya, Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Sugeng Suparwoto menyatakan pihaknya bakal memanggil Chevron Pacific Indonesia dan Pertamina pada akhir tahun ini untuk mengetahui proses transisi Blok Rokan. Sebab, kedua perusahaan migas tersebut dikabarkan belum juga mencapai titik temu.
Padahal, alih kelola bakal dilaksanakan pada 2021 mendatang. Lebih lanjut, Sugeng menilai Chevron enggan memberikan data Blok Rokan kepada Pertamina.
Hal itu dianggap penghalang bagi transisi blok migas yang berada di Provinsi Riau tersebut. "Hal tertutup kan soal data, data reserve, data pengeboran," ujar Sugeng saat ditemui di Jakarta, Rabu (11/12).
Di samping itu, Sugeng menilai Chevron enggan untuk berinvestasi. Terutama untuk kegiatan eksplorasi demi menambah cadangan minyak.
"Untuk apa dia eksplorasi kalau tidak ada jaminan akan cost recovery, tampaknya begitu," ujar Sugeng.
(Baca: DPR Bakal Panggil Pertamina dan Chevron Terkait Transisi Blok Rokan)