Diumumkan Hari Ini, Bandara Komodo Digarap Konsorsium Changi Airports?
Kementerian Perhubungan bakal mengumumkan pemenang lelang proyek pengembangan Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pengembangan bandara internasional ini bertujuan untuk mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi wisata superprioritas.
Dari lima konsorsium yang mengikuti lelang, sebanyak tiga di antaranya melanjutkan ke proses pengajuan dokumen penawaran. Ketiga konsorsium tersebut yaitu konsorsium CAS dengan anggota PT. Cardig Aero Service (CAS), Changi Airports International Pte Ltd. (CAI) dan Changi Airports MENA Pte Ltd.
Kemudian, konsorsium Komodo yang beranggotakan PT. Angkasa Pura II (Persero), PT. Brantas Abipraya (Persero), PT. Adhi Karya (Persero), Citilink Indonesia dan Muhibbah Engineering). Terakhir, Konsorsium IWEG dengan anggota Egis, Wika Gedung, Interport dan PGN Solution.
(Baca: Banyak Pendapatan Pemda Hilang, Valuasi Ekonomi Labuan Bajo Rp 2,3 T)
Konsorsium CAS santer dikabarkan sebagai pemenang. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Augustinus Rinus. “Yang kelola Changi. Nanti penerbangan langsung Changi-Labuan Bajo, Perth-Labuan Bajo,” ujarnya saat memberikan pemaparan kepada wartawan, awal Desember 2019 lalu.
Melalui keterangan pers tertulisnya, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Kementerian Perhubungan Hengki Angkasawan menyatakan pengumuman pemenang lelang proyek pengembangan Bandara Komodo akan dilakukan pada Kamis sore ini, 26 Desember 2019. "Nanti sore Menteri Perhubungan bersama Menteri Keuangan akan mengumumkan pemenangnya,” kata dia.
Proyek pengembangan Bandara Komodo akan dilakukan dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Ruang lingkup KPBU, yaitu merancang, membangun dan membiayai sederet fasilitas seperti fasilitas sisi udara, yang meliputi perpanjangan dan perkerasan landas pacu, penambahan apron, stopway, dan RESA.
Kemudian, pembangunan fasilitas sisi darat yang meliputi perluasan Terminal Penumpang Domestik, Pembangunan Terminal Penumpang Internasional, kantor dan gedung, serta fasilitas pendukung lainnya.
(Baca: Krisis Agraria di Labuan Bajo: Sertifikat Ganda hingga Pemilikan Asing)
KPBU juga mencakup pengoperasian Bandara Komodo selama masa kerja sama yaitu 25 tahun, serta pemeliharaan seluruh infrastruktur dan fasilitasnya selama masa kerja sama. Adapun seluruh infrastruktur dan fasilitas Bandara Komodo akan diserahkan kepada Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) saat masa kerja sama berakhir.
Lewat KPBU ini, pemerintah membidik peningkatan kinerja dan pelayanan di Bandara Komodo. Selain itu, peningkatan jumlah penumpang hingga 4 juta orang dan kargo 3.500 ton pada 2044, serta konektifitas nasional dan internasional.
Adapun pemerintah tengah membidik Labuan Bajo menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2023 dan KTT APEC pada 2024. Pemerintah pun berharap pengembangan Bandara Komodo bisa segera dimulai untuk mendukung target tersebut.