Investasikan Rp 1,2 T, Changi Airports Kelola Bandara Komodo 25 Tahun

Image title
26 Desember 2019, 21:08
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengumumkan pemenang tender proyek pengembangan Bandara Komodo di Jakarta, Kamis (26/12/2019). Pemerintah mengumumkan konsorsium yang dipimpin PT Cardig Aero Services Tbk (
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengumumkan pemenang tender proyek pengembangan Bandara Komodo di Jakarta, Kamis (26/12/2019). Pemerintah mengumumkan konsorsium yang dipimpin PT Cardig Aero Services Tbk (CAS), meliputi CAS, Changi Airports International Pte Ltd (CAI) dan Changi Airports MENA Pte Ltd sebagai pemenang tender Proyek pengembangan Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Pemerintah menetapkan konsorsium Changi Airports International Pte Ltd, Changi dAirports MENA Pte Ltd, dan PT Cardig Aero Service sebagai pemenang tender pengembangan Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Konsorsium ini akan mengucurkan investasi untuk pengembangan bandara Rp 1,23 triliun dan operasional bandara yang diperkirakan Rp 5,7 triliun. 

Sebaliknya, pemerintah akan menyerahkan pengelolaan Bandara Komodo kepada konsorsium ini selama 25 tahun. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap, konsorsium yang dipimpin Cardig ini mampu mengembangkan Bandara Komodo menjadi bandara internasional. Konsorsium ini antara lain akan membangun landasan terbang pesawat menjadi sepanjang 2.750 meter dalam dua tahun ke depan.

"Dengan pengembangan runaway, pesawat menengah bisa mendarat di Labuan Bajo. Kami ingin mendapatkan penerbangan luar negeri potensial di Bandara Komodo dari Tiongkok dan Jepang," ujar Budi Karya di Jakarta, Kamis (26/12). 

(Baca: Kondisi Ekonomi Labuan Bajo, Calon Lokasi Pertemuan KTT APEC 2023)

Budi menjelaskan, konsorsium Changi Airports ini juga dipilih lantaran dinilai memiliki kompetensi terkait konektivitas internasional.  "Selain uang, kompetensi konektivitas internasional ini penting, sekarang kita masih lemah. Meski Indonesia negara besar, hub penerbangan di Asia Tenggara justru ada di Singapura," kata dia. 

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...