Cuaca Buruk Rawan Banjir, BNPB Minta Warga di Tepian Sungai Mengungsi

Image title
2 Januari 2020, 16:19
bnpb, banjir, daerah aliran sungai
Adi Maulana Ibrahim|KATADATA
Warga tedampak banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Kamis (2/1). BNPB mengimbau seluruh masyarakat yang tinggal di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) agar segera mengungsi. Ini lantaran masih tingginya curah hujan berpotensi menyebabkan banjir.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau seluruh masyarakat yang tinggal di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) agar segera mengungsi. Ini lantaran masih tingginya curah hujan berpotensi menyebabkan banjir.

Kepala BNPB Doni Monardo juga meminta kepala daerah mengajak masyarakatnya yang tinggal di DAS untuk pindah demi keselamatan. Dia mencontohkan jumlah korban jatuh akibat bencana air bah di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara minim karena masyarakat sudah mengungsi dari tepian sungai.

"Mulai dari bupati kemudian para kepala dinas sampai camat dan kades itu memaksa penduduknya untuk evakuasi, mengungsi sementara," kata dia usai rapat koordinasi di BNPB, Jakarta, Kamis (2/1).

(Baca: BNPB Catat 62 Ribu Orang Mengungsi Akibat Banjir Jabodetabek)

Doni juga meminta masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan informasi yang diberikan oleh BNPB dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai langkah awal antisipasi banjir.

"Kalau sudah ada informasi di daerah hulu hujan segera mengungsi. Air dari hulu sekarang ini dengan cepat bisa masuk ke bagian hilir," kata Doni.

Mantan Danjen Kopassus itu juga berharap para kepala daerah jadi komandan utama penanggulangan dampak banjir. TNI, Polri, hingga institusi SAR setempat akan berintegrasi di bawah daerah. “Usulnya ada komandan titik, setiap daerah bencana ada satu tim gabungan,” ujarnya

BMKG juga meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan ekstrem hingga pertengahan Februari 2020. Yang terdekat, cuaca buruk berpotensi terjadi pada 10-15 Januari 2020. 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, hujan ekstrem tersebut terjadi karena aliran udara basah dari Timur Afrika yang masuk ke wilayah Indonesia. Aliran udara basah tersebut diprediksi masuk pada pertengahan Januari 2020.  

“Siklus akan berulang pada akhir Januari hingga pertengahan Februari 2020,” kata Dwikorita.

(Baca: Banjir Jabodetabek Telan 16 Korban Meninggal Dunia, Terbanyak di DKI)

Ia memprediksi wilayah yang akan terdampak hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrem meliputi Sumatera bagian tengah dan Jawa. Cuaca tersebut juga diperkirakan akan melanda Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan hingga tenggara. 

Hujan yang terjadi sejak Selasa, 31 Desember 2019 hingga Rabu 1 Januari 2020 berakibat banjir di wilayah Jabodetabek. BNPB mencatat ada 169 titik banjir di ibu kota dan sekitarnya. Sedangkan jumlah korban meninggal dunia hingga saat ini mencapai 16 orang.

Reporter: Tri Kurnia Yunianto

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...