Muhadjir Effendy: Banjir Jabodetabek karena Anomali Musim Kemarau
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebutkan anomali musim kemarau berkepanjangan pada tahun lalu menjadi penyebab banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Musim hujan yang harusnya mencapai puncak pada Desember 2019, justru dimulai pada awal tahun ini.
Menurut dia, siklus anomali musim kemarau saat ini merupakan siklus yang terjadi setiap 25 tahun sekali. Namun, peristiwa itu terjadi pada momen pergantian tahun ketika sebagian masyarakat tengah berpesta dan lengah akan adanya risiko banjir.
"Ini pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua, ketika sedang bergembira mungkin bala (bencana) siap mengintai pada kita," kata Muhadjir usai melakukan pemantauan di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (2/1).
Kondisi tersebut diperburuk dengan rusaknya lahan terbuka hijau di kawasan hulu yang menyebabkan tidak maksimalnya penyerapan air. Sehingga volume air yang meningkat langsung mengalir ke Jakarta.
(Baca: Gubernur Anies Sebut Kondisi Banjir Jabodetabek Mulai Terkendali)
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati yang meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan ekstrem hingga pertengahan Februari 2020.
BMKG pun memproyeksi hujan ekstrem berpotensi terjadi pada 10-15 Januari 2020. Dwikorita mengatakan, hujan ekstrem tersebut terjadi karena aliran udara basah dari Timur Afrika yang masuk ke wilayah Indonesia.
“Siklus itu bakal berulang pada akhir Januari hingga pertengahan Februari 2020,” kata Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Banjir Jabodetabek di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (2/1).
Ia mengatakan, sejumlah wilayah yang diprediksi akan terdampak hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrem meliputi Sumatera bagian tengah dan Jawa. Cuaca tersebut juga diperkirakan akan melanda Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan hingga tenggara.
Atas dasar itu, masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri. “Sebagai antisipasi kemungkinan bencana yang dapat berpotensi terjadi,” kata dia.
Sekadar informasi, hujan yang terjadi sejak Selasa, 31 Desember 2019 hingga Rabu, 1 Januari 2020 membuat banjir di wilayah Jabodetabek. BNPB mencatat ada 169 titik banjir di ibu kota dan sekitarnya.
(Baca: Menyoal Banjir Kiriman dan Sistem Peringatan Dini Bendung Katulampa)