Timur Tengah Makin Tegang, Harga Minyak Dunia Kian Menguat
Harga minyak mentah dunia semakin positif pada perdagangan Jumat (03/01) WIB. Penguatan dipicu oleh kian memanasnya tensi di Timur Tengah dan membaiknya hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS)-Tiongkok.
Berdasarkan data Reuters, harga minyak jenis Brent naik US$ 5 sen ke angka US$ 66,30 per barel dalam pembukaan hari ini. Sedangkan minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 5 sen menjadi US$ 61,23 per barel.
Parlemen Turki telah menyetujui RUU yang memungkinkan pengerahan pasukan di Libya. Ini menambah potensi ketegangan terjadi di kawasan. Selain itu demonstrasi di Kedutaan Besar AS di Baghdad pada pekan lalu berakhir ricuh.
"Saya pikir semua orang sadar akan apa yang terjadi di Timur Tengah dengan Irak dan Libya," kata John Kilduff, partner di Again Capital di New York dilansir dari Reuters, Jumat (3/1).
(Baca: Meroket 34%, Harga Minyak Dunia 2019 Tertinggi Sejak 2016)
Meredanya ketegangan ekonomi AS dan Tiongkok akan mendukung permintaan energi dan harga minyak. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada 15 Januari mendatang akan menandatangani kesepakatan dagang dua negara tahap pertama.
Bulan Januari ini juga menandai pemangkasan produksi yang lebih dalam oleh organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) dan para mitranya, termasuk Rusia. Mereka sepakat memangkas 500.000 barel per hari (bph) mulai 1 Januari.
Namun pulihnya dolar AS dapat membuat harga minyak lebih mahal bagi pemegang valuta asing lain. Nilai tukar mata uang utama dunia itu telah mengalami kenaikan sekitar 0,5%, membaik sejak enam bulan terakhir.