Konflik Timur Tengah Makin Sengit, Harga Minyak Terus Menguat
Harga minyak mentah dunia terus menguat di tengah ketegangan di Timur Tengah. Harga minyak jenis Brent bahkan mampu menyentuh level US$ 70 per barel.
Berdasarkan data Bloomberg , harga minyak jenis Brent untuk kontrak Maret 2020 naik US$ 2,43 ke level US$ 70,27 per barel pada perdagangan pukul 09.25 WIB. Sedangkan minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari 2020 naik US$ 1,33 menjadi US$ 64,38 per barel.
Harga minyak melonjak lebih dari 3% pada Jumat (3/1) pekan lalu setelah Amerika Serikat (AS) membunuh komandan militer top Iran dalam serangan udara di bandara Baghdad. Pemerintah Irak pada hari Minggu (5/1) menyerukan pasukan Amerika dan pasukan asing lainnya untuk meninggalkan Irak.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump pada hari kemarin mengancam bakal menyerang Iran jika Teheran membalas dendam atas pembunuhan tersebut. Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran terhadap konflik Timur Tengah yang meluas dan dapat mengganggu pasokan minyak dari wilayah tersebut.
(Baca: Harga Minyak Melonjak Akibat Panasnya Tensi Hubungan AS dan Iran)
Analis Eurasia Group Ayham Kamel mengatakan pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani akan memicu siklus panjang di Timur Tengah dengan risiko signifikan terhadap aset negeri Paman Sam. Menurutnya, infrastruktur energi AS di Timur Tengah akan terhenti karena perang.
“Tapi risiko konflik terbatas itu nyata. Ini akan mencakup serangan besar Iran terhadap target energi, dan bentrokan angkatan laut langsung antara AS dan Iran," ujarnya mengutip Reuters , Senin (6/1).
Adapun, Timur Tengah menyumbang hampir setengah dari produksi minyak mentah dunia. Sedangkan Irak merupakan produsen terbesar kedua di antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
(Baca: Hubungan AS-Iran Memanas, Menteri BUMN Antisipasi Naiknya Harga Minyak)