Konsumen Belum Tahu Pakai Kode QR Berbayar, LinkAja & GoPay: Bertahap

Cindy Mutia Annur
6 Januari 2020, 18:33
Konsumen Belum Tahu Pakai Kode QR Berbayar, LinkAja dan GoPay sebut sosialisasinya Bertahap
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi, pegawai Bank Indonesia (BI) menunjukkan bukti transaksi menggunakan peluncuran QR Code Indonesian Standard (QRIS) di halaman Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Sabtu (17/8/2019).

Beberapa konsumen belum mengetahui bahwa kode Quick Response (QR Code) sudah seragam, sehingga bisa dipindai menggunakan semua dompet digital. Mereka juga tak tahu kalau bertransaksi menggunakan standardisasi kode QR (QRIS) ini dikenakan biaya 0,7%.

Head of Corporate Communications LinkAja Putri Dianita mengatakan, sosialisasi QRIS dilakukan bertahap sejak diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI) pada 17 Agustus 2019. Perusahaannya bakal menyosialisasikan hal ini ke para mitra penjual (merchant) terlebih dulu.

Advertisement

Saat ini, LinkAja menggaet 250 ribu mitra dan 40 juta pengguna terdaftar di Tanah Air. “Kenapa merchant atau user kami belum semua tahu (QRIS), itu karena sosialisasinya difokuskan ke kota tier 2 dan 3. Itu daerah main user kami," ujar Putri kepada Katadata.co.id, Jumat (3/1) lalu. 

LinkAja juga telah bekerja sama dengan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) lainnya seperti GoPay, DANA, dan OVO untuk menyosialisasikan QRIS. Apalagi, pengguna layanan teknologi finansial (fintech) pembayaran jumlahnya jutaan.

"Jadi memang (sosialisasi QRIS) ini dilakukan bertahap," kata Putri. (Baca: Belum Semua Mitra GoPay dan LinkAja Adopsi Standardisasi Kode QR)

Head of Government Relations & Public Policy GoPay Brigitta Ratih Aryanti sepakat, sosialisasi QRIS dilakukan bertahap. “Kami sudah mendaftarkan hampir seluruh merchant. Secara bertahap sedang dilakukan proses penggantian QR menjadi QRIS,” katanya.

Ia menegaskan, perusahaannya terus mengedukasi pasar dan sosialisasi ke seluruh mitra mengenai implementasi QRIS sejak Juli 2019. Daerahnya mencakup Tarakan, Medan, Cirebon, Bandung, Jakarta, Palembang, dan Kendari.

Ia mengatakan, penggunaan QR statis saat ini banyak digunakan oleh pedagang mikro. "Melihat mayoritas mitra kami saat ini pedagang kecil, kami berfokus menyosialisasikan QRIS ke mereka," ujar Brigitta.

Hanya saja, baik Putri maupun Brigitta tak menyampaikan jumlah mitra yang sudah memakai QRIS. (Baca: Tarif Gojek, Impor via E-Commerce, dan Transaksi Kode QR Naik di 2020)

Chief Communications Officer (CCO) DANA Chrisma Albandjar menambahkan, sosialisasi sudah dilakukan bersama PJSP lainnya. "Saya yakin masyarakat akan cepat beradaptasi, karena bukan saja (QRIS) memudahkan, tetapi juga menguntungkan merchant dan pengguna," katanya kepada Katadata.co.id, hari ini (6/1).

Salah satu penjaga mitra penjual di bidang makanan dan minuman di Pasar Mayestik Jakarta, Ita (40 tahun) mengaku belum mengetahui QRIS. Sejauh ini, pembeli di tokonya memindai kode QR GoPay dengan dompet digital yang sama. Begitu juga dengan OVO, LinkAja, dan lainnya.

Padahal, dengan QRIS, satu kode QR bisa dipindai oleh semua dompet digital yang terdaftar di Bank Indonesia (BI). “Belum bisa pembayaran lewat satu alat seperti itu (QRIS),” ujar Ika kepada Katadata.co.id, Sabtu (4/1) lalu.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement