Konflik AS-Iran Memanas, Chevron Tarik Pekerja Ekspatriat dari Irak
Perusahaan minyak raksasa Chevron harus mengeluarkan pekerja ekspatriat dari wilayah operasi migas di utara Irak setelah konflik pecah antara Amerika Serikat (AS) dan Iran. Chevron mengikuti langkah perusahaan migas lainnya yang beroperasi di sana.
Seperti dilansir dari Reuters, Chevron menyatakan sejumlah kontingen kecil yang terdiri dari pekerja ekspatriat dan kontraktor sementara telah meninggalkan wilayah operasi migas di Kurdistan seiring memanasnya situasi di Timur Tengah.
Perusahaan migas asal AS itu memiliki wilayah operasi migas di Irak yang ditargetkan bisa memproduksi 20 ribu barel minyak per hari (bopd) pada pertengahan tahun ini. Operasi wilayah kerja tersebut dilanjutkan oleh staf lokal dan pekerja ekspatriat bakal bekerja dari jarak jauh.
(Baca: Konflik AS-Iran, Ekonom Lihat Potensi Harga Minyak Capai US$ 100/Barel)
Pemerintah AS pada pekan lalu telah menginstruksikan warga negaranya untuk pergi dari Iran. Hal itu disampaikan setelah serangan drone AS membunuh Komandan Militer Iran Qasem Soleimani dan Komandan Militer Irak Abu Mahdi al-Muhandis.
Masyarakat Iran pun mengibarkan bendera merah di atas kubah Masjid Jamkaran, di Kota Suci Qom, Iran dalam upacara penghormatan terhadap almarhum Qassem Soleimani.