Bank Dunia Khawatir Kenaikan Utang Negara Berkembang Berujung Krisis

Agatha Olivia Victoria
9 Januari 2020, 18:29
Bank Dunia mewaspadai Peningkatan Utang Negara Berujung Krisis
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi, petugas memindahkan tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Bank Dunia menilai, utang yang terlalu besar berisiko signifikan terhadap negara yang pasarnya tengah berkembang (emerging market and developing economies/EMDEs). Negara-negara itu lebih rentan terhadap guncangan eksternal.

Dalam laporan bertajuk Global Economic Prospects, Bank Dunia mencatat bahwa total utang negara-negara yang termasuk EMDEs sekitar US$ 55 triliun. Nilai tersebut hampir 170% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2018.

Total utang itu meningkat 54% dibanding 2010. "Roll over utang yang ada dapat menjadi semakin sulit selama periode tekanan finansial. Maka, berpotensi mengarah pada krisis," demikian kata Bank Dunia dikutip dari laporan tersebut, Kamis (9/1).

Tiongkok menyumbang sebagian besar peningkatan rasio utang kelompok EMDEs. Meski begitu, utang milik 80% negara EMDEs juga meningkat.

(Baca: Moody's Tetapkan Peringkat Surat Utang RI Stabil, Rupiah Menguat 0,33%)

Karena itu, Bank Dunia mendorong pemerintah di negara-negara yang pasarnya tengah berkembang itu untuk mengelola utangnya secara efisien. "Apalagi kelompok negara ini dihadapkan pada prospek pertumbuhan yang lebih lemah dalam ekonomi global yang rapuh," kata Direktur Bank Dunia Bagian Prospek Ekonomi Ayhan Kose.

Selain utang yang terus meningkat, kelompok EMDEs dinilai rentan terhadap persoalan lain. Misalnya, terhadap defisit fiskal dan transaksi berjalan. Pergeseran komposisi utang eksternal jangka pendek juga dapat memperbesar dampak guncangan.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...