Enggan Balas Iran secara Militer, Trump Bakal Beri Sanksi Ekonomi
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pihaknya tidak perlu menanggapi secara militer serangan Iran terhadap pangkalan militer yang menampung pasukan AS di Irak. Pasalnya, tak ada orang Amerika yang terluka dalam serangan pada Rabu (8/1).
“Kenyataan bahwa AS memiliki peralatan dan militer yang hebat ini tidak berarti kita harus menggunakannya. Kami tidak ingin menggunakannya. Kekuatan Amerika, baik militer maupun ekonomi, adalah pencegah terbaik," ujar Trump, dikutip dari Reuters.
Trump tak lagi memberikan ancaman tindakan militer, melainkan sanksi ekonomi tambahan atas tindakan yang disebutnya sebagai agresi Iran. Namun, ia tak menjelaskan secara spesifik.
Pidato Trump tersebut melunak dibandingkan pernyataan-pernyataan sebelumnya terkait konflik dengan Iran. Ia sebelumnya berjanji untuk menyerang jika Iran membalas AS atas serangan yang membunuh Petinggi Militer Iran Qassem Soleimani.
(Baca: Balas Dendam, Iran Luncurkan Belasan Rudal ke Pangkalan AS di Irak)
Trump pada Sabtu bahkan mengatakan Amerika Serikat telah menargetkan serangan terhadap 52 situs budaya Iran. Pernyataan tersebut kemudian dikritik oleh sekutu politik AS. Ia kemudian meralat pernyataannya dengan mengatakan bahwa AS akan mematuhi hukum internasional tentang masalah ini.
Pada Rabu, Trump juga sempat bersumpah tidak akan mengizinkan Iran untuk mendapatkan senjata nuklir dan mendesak negara-negara dunia untuk berhenti dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran. Washington meninggalkan kesepakatan tersebut pada 2018 dan ingin membuat kesepakatan baru, yang memicu ketegangan antara kedua negara. Adapun Iran telah menolak pembicaraan baru.
(Baca: Usai Diserang Iran, Trump: AS Punya Militer Terkuat di Dunia)
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan serangan rudal itu merupakan tamparan di wajah Amerika Serikat dan mengatakan pasukan AS harus meninggalkan wilayah itu. Pernyataan tersebut disampaikan saat berpidato di depan orang-orang Iran yang meneriakkan "Kematian Amerika Serikat".
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan serangan itu merupakan tanggapan Teheran terhadap pembunuhan Soleimani. Petinggi Militer Iran itu tewas dalam serangan AS pada pekan lalu dan dimakamkan di kota asalnya, Kerman pada Senin (6/1).
"Kami tidak mencari eskalasi atau perang, tetapi akan membela diri terhadap agresi," tulisnya di Twitter.