SKK Migas Harap Negosiasi Transisi Blok Rokan Rampung Akhir Januari
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menilai, keberhasilan proses transisi di Blok Rokan bergantung pada diskusi Business to Business (BtoB) antara Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan Pertamina. SKK Migas berharap diskusi itu rampung bulan ini.
Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin mengatakan, lembaganya sedang menyiapkan beberapa program yang nantinya dikerjakan Pertamina di Blok Rokan. Karena itu, diskusi antara Chevron dan Pertamina merupakan hal penting untuk menekan penurunan produksi di blok migas itu.
"Nanti lihat hasil BtoB-nya seperti apa. Kami hanya bantu siapkan program. Jadi begitu diskusi selesai, kami bisa langsung mulai," ujar Jaffee di Gedung Kementerian ESDM, akhir pekan lalu (10/1).
Pemerintah berharap Pertamina dapat segera melakukan pengeboran 72 sumur di Blok Rokan. Pengeboran tersebut nantinya dilakukan secara bertahap.
"Tergantung kapan early hand over-nya selesai. Semakin cepat, semakin banyak jumlah sumurnya," ujar Jafee. (Baca: SKK Migas Targetkan Negosiasi Alih Kelola Blok Rokan Rampung Bulan Ini)
Selain itu, Pertamina telah memulai pengadaan long lead item atau peralatan untuk pengeboran di Blok Rokan. Peralatan ini merupakan barang-barang dengan spesifikasi khusus yang disesuaikan dengan karakteristik sumur.
"Saya dengar dari mereka sudah mulai ya (pengadaan long lead item). Belum kami cek, yang pasti lagi diskusi berapa programnya. Do’akan saja," kata Jaffee.
Sedangkan Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman optimistis finalisasi diskusi BtoB antara Chevron dan Pertamina dapat segera rampung. Perusahaannya pun tengah mengkaji teknis terkait operasional di Blok Rokan secara menyeluruh.
"Untuk hal tersebut, investasi telah kami siapkan," ujar Fajriyah. (Baca: Pertamina Anggarkan Rp 4,28 Trilun untuk Mengebor 23 Sumur Ekplorasi)
Pertamina secara hukum seharusnya baru dapat masuk di Blok Rokan setelah kontrak Chevron berakhir pada Agustus 2021. Namun Pertamina diharapkan masuk lebih cepat guna menghindari penurunan produksi di blok tersebut, lantaran Chevron mengurangi investasinya menjelang kontrak berakhir.
Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak. Namun, produksi Blok Rokan terus menurun sejak awal tahun ini.
Bahkan pada tahun ini target lifting produksi minyak siap jual Blok Rokan hanya dipatok sebesar 161 ribu barel per hari (bopd). Turun dibanding tahun lalu yang dipatok sebesar 190 ribu bopd.
(Baca: Genjot Produksi, Pertamina Percepat Pengeboran 6 Sumur Migas)