Benny Tjokro dan Hary Prasetyo Ditahan Kejaksaan dalam Kasus Jiwasraya
Kejaksaan Agung menetapkan Komisaris PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro dan mantan Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya. Kejaksaan menahan Benny Tjokro dan Hary Prasetyo setelah penetapan status baru tersebut.
"Kaitannya dengan tindak pidana korupsi (Jiwasraya). Kalau pasal, pasti terkait Tipikor," kata pengacara Benny Tjokro, Muchtar Arifin di gedung kejaksaan, Selasa (14/1).
(Baca: Selain Benny Tjokro, Heru Hidayat Juga Ditahan Kejaksaan)
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, Benny Tjokro dibawa kendaraan kejaksaan sekitar pukul 17.07 WIB. Adapun Hary Prasetyo meninggalkan kejaksaan dan mengenakan rompi tahanan sekitar pukul 17.28 WIB.
Benny dan Hary pada hari ini menjalani pemeriksaan dalam kasus dugaan korupsi Jiwasraya. Selain itu, Kejaksaan Agung bakal memeriksa Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera Tbk Heru Hidayat.
(Baca: Eks Dirut Jiwasraya Hendrisman Rahim Juga Ditahan Kejaksaan )
Sejauh ini, Kejaksaan Agung sudah memeriksa 34 saksi per Senin (13/1). Pengusutan kasus dugaan korupsi Jiwasraya naik ke tingkat penyidikan sejak 17 Desember 2019. Penyidikan dilakukan berdasarkan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan Nomor 33/F2/Fd2/12 Tahun 2019.
Pengusutan kasus ini bermula dari kegagalan Jiwasraya membayar klaim polis JS Saving Plan pada Oktober 2018 sebesar Rp 802 miliar. Jumlah gagal bayar terus membengkak.
Berdasarkan catatan direksi baru, Jiwasraya tak dapat membayar klaim polis yang jatuh tempo pada periode Oktober-November 2019 sebesar Rp 12,4 triliun.
(Baca: Kasus Jiwasraya, Kejaksaan Agung Panggil Benny Tjokro dan Heru Hidayat)
Selain salah membentuk harga produk yang memberikan hasil investasi pasti di atas harga pasar, Kejaksaan Agung menemukan BUMN asuransi ini memilih investasi dengan risiko tinggi demi mencapai keuntungan besar.
Kejaksaan Agung menyebutkan kerugian negara akibat dugaan korupsi dalam pengelolaan dana investasi Jiwasraya sekitar Rp 13,7 triliun pada Agustus 2019. Sementara itu Badan Pemeriksa Keuangan mengungkapkan Asuransi Jiwasraya melakukan rekayasa keuangan dalam menutupi kerugian perusahaan sejak 2006.
(Baca: Kronologi Kemelut Jiwasraya dari Masa SBY hingga Jokowi)