Pengusaha Dorong Pengolahan Biji Karet sebagai Campuran Bahan Bakar

Rizky Alika
20 Januari 2020, 15:49
HARGA GETAH KARET AWAL TAHUN TURUN
ANTARA FOTO/Rahmad
Petani mengumpulkan getah karet hasil panen di Aceh Utara, Aceh, Minggu (19/1/2019). Kadin mendorong pemanfaatan karet sebagai campuran bahan bakar.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong penerapan teknologi bahan bakar nabati. Salah satunya dengan memanfaatkan industri berbasis karet alam. 

“Biji karet masih belum dimanfaatkan dan dibuang sebagai limbah, padahal dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar nabati, potensial untuk dikembangkan,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Johnny Darmawan di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (20/1).

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia dengan total produksi mencapai 3,55 juta ton per tahun pada 2019. Adapun, luas seluruh area perkebunan karet di Indonesia mencapai 3,4 juta hektar.

(Baca: Terkena Wabah Penyakit, Proyeksi Ekspor Karet 2019 Turun 15%)

Upaya pemerintah mendorong penggunaan bahan bakar nabati untuk mengurangi konsumsi BBM dari minyak bumi, diawali dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No.5 Tahun 2006. Perpres tersebut menargetkan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) hingga 5% dari total energi primer pada 2025. 

Kebijakan itu kemudian dilanjutkan dengan mandatori penggunaan bahan bakar nabati melalui Peraturan Menteri ESDM No.32 Tagun 2008. Namun, sampai saat ini pemanfaatan BBN belum mencapai target.

Kadin mencatat, produksi karet nasional (lateks) dalam 5 tahun terakhir mencapai lebih dari 3,3 juta ton. Di sisi lain, harga karet dalam justru terus mengalami tekanan pada level yang tidak menguntungkan bagi produsen.

Selain itu, daya serap karet (lateks) untuk industri ban hanya menyerap 70% dari kosumsi karet alam nasional. 

Oleh karena itu, Johnny menilai perlu solusi untuk meningkatkan penjualan petani dan harga jual karet. “Upaya peningkatan ketahanan para petani melalui pemanfaatan karet dan biji karet sebagai bahan baku BBN, selain kelapa sawit,” kata Johnny.

Menurutnya, perlu dukungan dan kerjasama pemerintah, seperti konsistensi  dalam kebijakan hilirisasi hasil perkebunan karet menjadi produk yang bernilai tambah. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengembangkan bahan bakar nabati berbasis karet di dalam negeri sebagai bahan bauran energi yang berdaya saing.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...