Gubernur BI Percaya Keperkasaan Rupiah Tak akan Rugikan Eksportir

Agatha Olivia Victoria
23 Januari 2020, 19:55
nilai tukar rupiah, penguatan rupiah, bank indonesia, ekspor
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kiri) meyakinkan eksportir bahwa penguatan rupiah tidak akan merugikan bisnis mereka.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan keperkasaan rupiah tak akan merugikan eksportir. Adapun nilai tukar mata uang Garuda dalam sepekan terakhir terus menguat hingga ke level Rp 13.600 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Meski (ekspor) harganya kalau dikonversikan ke rupiah mungkin lebih rendah, tapi karena permintaannya naik harganya juga naik," kata Perry dalam Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Kamis (23/1).

Sebaliknya, dia meyakini penguatan rupiah sangat baik bagi ekspor komoditas. Hal ini karena harga akan naik seiring dengan naiknya permintaan. Sementara itu, sektor manufaktur juga akan terbantu dengan penguatan rupiah karena sektor ini membutuhkan impor dalam proses produksinya.

"Penguatan rupiah juga sangat mendorong investasi dalam negeri. Sehingga secara keseluruhan memang akan mendorong pertumbuhan ekonomi," kata dia.

(Baca: BI Tahan Bunga Acuan, Rupiah Menguat ke Rp 13.639 per Dolar AS)

Hingga Rabu 22 Januari 2020, rupiah telah menguat 1,74% secara point to point dibandingkan dengan level akhir Desember 2019. Adapun sepanjang 2019 rupiah menguat 3,58%, menjadikannya salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di dunia.

Perry menjelaskan penguatan nilai rupiah ditopang oleh pasokan valas dari aktivitas ekspor, serta aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut sejalan prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...