Korban Meninggal Corona Bertambah jadi 41 dan 1.300 Orang Terinfeksi
Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok mengatakan 41 orang meninggal karena virus corona dan telah menginfeksi lebih dari 1.300 orang secara global hingga Sabtu (25/1). Jumlah korban ini meningkat tajam dibanding data korban meninggal pada Jumat (25/1) yang baru mencapai 26 orang.
Dikutip dari Reuters, Otoritas Tiongkok menyatakan, kasus kematian terakhir terjadi di Wuhan, kota dimana wabah itu berasal. Kendati sebagian besar kasus kematian terjadi di Tiongkok, tetapi virus juga telah terdeteksi di Thailand, Vietnam, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Nepal, Prancis hingga Amerika Serikat.
Penularan virus tersebut disebut bermula dari sebuah pasar ikan di Wuhan yang juga memperdagangkan satwa liar ilegal. Kota berpenduduk 11 juta dan ibukota provinsi Hubei ini pun telah diisolir dengan akses transportasi dari dan menuju kota tersebut dibatasi.
(Baca: IDI Sebut Belum Ada Obat untuk Anti-virus Corona)
Hampir semua penerbangan di bandara Wuhan telah dibatalkan dan pos-pos pemeriksaan memblokir jalan utama yang mengarah ke luar kota. Pihak berwenang bahkan memberlakukan penutupan serupa di 10 kota dekat Wuhan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan coronavirus baru sebagai kondisi darurat Tiongkok. Namun, WHO belum menetapkannya sebagai kondisi darurat global, meskipun virus ini terus menyebar ke negara-negara dunia. Otoritas Perancis yang pertama kali melaporkan kasus ini di kawasan Eropa Jumat malam.
(Baca: Korban Virus Bertambah jadi 25 Orang, China Tutup Akses Transportasi)
Virus corona diketahui memiliki gejala seperti flu, demam, sulit bernapas, batuk hingga menyebabkan radang paru-paru berat atau pneumonia dan kematian.
"Sebagian besar kematian terjadi pada pasien usia lanjut, banyak dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya," kata WHO.
Bandara di seluruh dunia telah meningkatkan kewaspadaan dan menyaring penumpang yang baru berpergian dari Tiongkok. Para pejabat kesehatan khawatir laju penularan akan meningkat karena ratusan juta orang Tiongkok bepergian baik di dalam dan luar negeri selama liburan Tahun Baru Imlek.