Laba Tiga Bank BUMN Tumbuh Melambat akibat Kredit Bermasalah

Image title
25 Januari 2020, 10:31
Laba Bersih dan Kredit 3 Bank Besar Pemerintah Tumbuh Melambat.
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
BNI mencetak laba bersih Rp 15,38 triliun pada 2019, naik 2,5% dari tahun sebelumnya.

Tiga bank badan usaha milik negara (BUMN) yakni Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)  dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengalami pertumbuhan laba bersih dan penyaluran kredit sepanjang 2019.

Kendati demikian, kinerja laba dan kredit ketiga perusahaan yang masuk ke dalam kelompok bank dengan modal besar atau Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV ,  melambat dibanding tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, BNI mencetak laba bersih Rp 15,38 triliun. Namun, laba bersih tersebut hanya tumbuh 2,5% dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 15,01 triliun.

(Baca: Persaingan Makin Ketat, Bank Mandiri Target Kredit Hanya Tumbuh 10%)

Perlambatan pertumbuhan tersebut salah satunya disebabkan oleh kenaikan provisi. Pada 2019, provisi yang disisihkan oleh BNI mencapai Rp 15,83 triliun, sedangkan tahun sebelumnya Rp 14,06 triliun.

Adapun kenaikan provisi tersebut dilakukan seiring dengan memburuknya kualitas kredit BNI dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu terlihat dari rasio kredit seret atau non-performing loan (NPL) pada 2019 yang berada di level 2,3%, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya 1,9%.

Meski kualitas kredit memburuk, BNI menyalurkan kredit Rp 556,77 triliun atau tumbuh 8,6%. Namun, pertumbuhan kredit BNI melambat dari tahun sebelumnya yang sebesar 16,2%.

Portofolio kredit BNI tersebut,  disokong oleh segmen korporasi swasta Rp 181,4 triliun, tumbuh 19,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara, penyaluran kredit kepada BUMN Rp 106,97 triliun atau turun 3,6%.

(Baca: BI Catat Penurunan Bunga Kredit Masih Lambat)

Selain sejumlah faktor tersebut, laba bersih BNI melambat karena biaya dana atau cost of fund tahun lalu naik 3,2%. Dampaknya, rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) turun 4,9%.

BNI menaikkan biaya dana karena mengalami tekanan likuditas yang terlihat dari peningkatan rasio pinjaman dibandingkan simpanan (loan to deposit ratio/ LDR).

Per akhir 2018, LDR BNI berada di level 88% dan sempat naik 98,2% pada kuartal III 2019. Meski pada akhir 2019, LDR BNI 91,4%.

BRI pun mengalami situasi serupa. Laba bersih pada tahun ini Rp 34,41 triliun atau tumbuh 6,15% dari tahun sebelumnya. Namun, realisasi pertumbuhan laba bersih BNI 11,6%.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, penyebab perlambatan laba bersih karena berbagai indikator kinerja tahun lalu hanya tumbuh hanya satu digit.

"Seperti pertumbuhan kredit 2019 yang secara nasional hanya 6% (dibanding 2018 tumbuh 11%)," katanya di Kantor BRI, Jakarta, Kamis (23/1).

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...