Startup BlueDot Klaim Telah Prediksi Wabah Virus Corona Akhir 2019

Cindy Mutia Annur
27 Januari 2020, 18:24
bluedot, kecerdasan buatan, startup, virus corona
ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-
Papan pengumuman karantina virus corona di Wuhan, Tiongkok. Startup kecerdasan buatan (AI) BlueDot mengklaim telah mendeteksi wabah virus corona sejak akhir 2019, lebih cepat 6 hari dari CDC AS dan WHO.

Startup kecerdasan buatan (artificial inteligence/AI), BlueDot, telah memprediksi adanya wabah virus corona asal Wuhan, Tiongkok sejak 31 Desember 2019. Padahal, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru memberikan peringatan pada 6 dan 9 Januari 2020.

Dilansir dari Ubergizmo, Senin (27/1), BlueDot mengandalkan algoritma melalui teknologi AI dengan menjelajahi platform seperti laporan berita asing, jaringan penyakit hewan dan tumbuhan, maupun pengumuman resmi.

Berdasarkan informasi itu, startup asal Kanada itu pun berhasil memperingatkan penggunanya untuk menghindari tempat-tempat yang diprediksi berbahaya seperti Wuhan.

CEO BlueDot Kamran Khan mengatakan, pemerintah mungkin tidak dapat diandalkan untuk memberikan informasi secara tepat waktu mengenai wabah virus corona. "Kami dapat mengambil berita tentang kemungkinan wabah, bisikan kecil atau forum di blog tentang indikasi beberapa peristiwa yang tidak biasa terjadi," ujarnya seperti dikutip Wired.

(Baca: Virus Corona Tewaskan 81 Orang, Tiongkok Perpanjang Libur Imlek)

Khan mengatakan, algoritma tidak menggunakan unggahan media sosial karena data itu terlalu berantakan. Namun algoritma memiliki satu trik yakni akses ke data global untuk membantu memprediksi ke mana dan kapan warga yang terinfeksi berada.

Prediksi dari teknologi itu ternyata benar adanya bahwa virus corona akan menyebar dari Wuhan ke Bangkok, Seoul, Taipei, dan Tokyo dalam beberapa hari setelah kemunculannya.

Khan, yang bekerja sebagai dokter spesialis penyakit menular di rumah sakit Toronto, AS, selama penyakit SARS mewabah pada 2003, bermimpi bahwa dia menemukan cara yang lebih baik untuk melacak penyakit. Virus itu bermula di provinsi Tiongkok, lalu menyebar ke Hong Kong dan Toronto, tempat virus itu menewaskan 44 orang.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...