Wabah Corona Merebak, Kemenkes Periksa 19 Pasien Hingga 30 Januari
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan hingga 30 Januari 2019, pihaknya telah memeriksa 19 pasien yang diduga terjangkit virus corona sejak wabah itu merebak pada awal tahun. Dari angka tersebut, 9 orang di antaranya sudah dinyatakan negatif.
Direktorat Surveilans dan Karantina Kemenkes Endang Budi Hastuti mengatakan, secara rinci, pemeriksaan tersebut dilakukan pada 10 Warga negara Indonesia (WNI) dan 9 Warga Negara Asing (WNA). Dari keseluruhan WNI yang diperiksa, 5 orang negatif corona sedangkan 5 orang lainnya masih proses pemeriksaan.
(Baca: Virus Corona Bisa Menular Via Mata, Kemenkes: Bukan Karena Bertatapan)
Sementara, ada 4 WNA yang negatif virus corona dan 5 orang WNA yang masih dalam proses pemeriksaan."Proses pemeriksaan dapat berlangsung selama 2-3 hari," kata dia di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat (31/1).
Untuk mencegah penularan, Kemenkes telah mengumpulkan sejumlah informasi serta menggelar roadshow ke masyarakat. Harapannya, upaya tersebut dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyebaran virus corona.
Selain itu, Kemenkes juga akan menambah jumkah personil guna memantau sejumlah bandara. Peningkatan kewaspadaan di tingkat rumah sakit juga terus dilakukan.
Endang mengatakan, novel coronavirus (2019-nCoV) belum diketahui pasti asalnya. Namun, penularan virus bisa terjadi antar manusia melalui percikan batuk atau bersin dari orang yang mengidap corona. Selain itu, dia juga menyatakan belum ditemukan vaksin untuk mencegah atau mengobati penularan coronavirus.
(Baca: Kemenkes: Pasien Suspek Virus Corona di RSPI Hanya Infeksi Pernapasan)
Lebih lanjut, dia juga mengatakan pengidap virus corona mengalami sejumlah gejala seperti demam di atas 38 derajat celsius selama 2-14 hari, batuk, dan sesak nafas. Umumnya, virus tersebut akan menyerang orang lanjut usia. "Tapi ada juga kasusnya pada anak muda," ujar Endang.
Virus corona juga akan mudah menyerang orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti hipertensi dan diabetes. Dengan penyakit yang telah diidap sebelumnya akan memperberat pertahanan tubuh dalam menangkal serangan virus.
Oleh karena itu, ia menyarankan masyarakat untuk meninigkatkan daya tahan tubuh dan menjaga pola tidur. "Lakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat serta berolahraga," katanya.
Sebagaimana diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (30/1) malam akhirnya menetapkan wabah virus corona sebagai kondisi gawat darurat global. Langkah ini ditetapkan karena jumlah korban yang terus bertambah.
Hingga Jumat (31/1), korban yang tewas akibat virus corona mencapai 213 orang di Tiongkok. Di provinsi Hubei, lokasi yang diduga sebagai pusat epidemi, jumlah korban akibat virus corona telah bertambah menjadi 204 orang dan 9.692 orang terinfeksi, menurut otoritas kesehatanTiongkok seperti yang dikutip dari Reuters.
(Baca: Kemenkes Aktifkan 21 Kapsul Evakuasi Pasien Terduga Virus Corona)
Virus yang terdeteksi pada akhir Desember 2019 tersebut hingga kini telah menyebar ke sejumlah negara. WHO mencatat, ada sekitar 100 kasus yang dilaporkan di 18 negara. Namun, sampai saat ini belum ada laporan korban meninggal dunia dari kawasan di luar Tiongkok.
Virus corona pertama kali muncul di sebuah pasar ikan yang juga menjual satwa ilegal di kota Wuhan, Hubei, Tiongkok bagian Tengah. Wuhan dan beberapa kota di Tiongkok kini terisolir, guna mencegah penyebaran virus agar tak meluas.