Li Wenliang, Dokter yang Pertama Kali Ingatkan Soal Corona Meninggal
Li Wenliang (34), dokter di sebuah rumah sakit di Wuhan, Tiongkok yang pertama kali memperingatkan soal bahaya virus corona, meninggal dunia karena infeksi virus tersebut. Ia sempat dituding menyebarkan informasi yang menyesatkan karena meminta koleganya dan masyarakat mewaspadai virus corona.
Li meninggal pada Jumat (7/2), pukul 02.58 waktu setempat setelah dirawat selama beberapa hari. “Dokter mata kami, Li Wenliang, sayangnya terjangkit virus corona saat bertugas memerangi epidemi virus corona," demikian pernyataan tertulis rumah sakit setempat, seperti dikutip dari CNN.
(Baca: Sebanyak 64 Rumah Sakit BUMN Siaga Penyebaran Virus Corona)
Li termasuk satu dari delapan orang yang sebelumnya diselidiki pemerintah karena diduga menyebarkan informasi menyesatkan tentang wabah virus corona. Saat itu, ada tujuh pasien yang dikarantina di RS tempat Li bekerja. Mereka menunjukkan gejala penyakit yang mengingatkannya pada SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Ia mendesak rekan-rekan kerjanya untuk mengenakan pakaian pelindung di tempat kerja agar tidak tertular virus tersebut.
Empat hari kemudian, Li dipanggil menghadap Biro Keamanan Publik setempat dan dituduh memberikan informasi yang tidak benar serta mengganggu tatanan sosial. Tak hanya itu, ia juga diperingatkan bahwa ia akan dibawa ke pengadilan jika terus membicarakan penyakit itu.
(Baca: Jadi Lokasi Karantina, Permintaan Masker di Natuna 5.000 Lembar Sehari)
Tertular Virus Corona dari Pasien Glaukoma
Pada awal Januari 2020, ia merawat seorang wanita yang mengidap glaukoma tanpa sadar bahwa ia telah terjangkit virus corona. Pada 10 Januari 2020, ketika pemerintah masih bersikeras belum ada kasus baru selama seminggu, ia mulai batuk disertai demam.
“Seandainya para petugas mengungkapkan informasi tentang epidemi ini lebih awal, saya rasa situasinya akan jauh lebih baik. Seharusnya akan lebih banyak keterbukaan dan transparansi,” kata Li kepada New York Times.
Seperti yang dilaporkan The Guardian, kematian Li telah memicu kesedihan dan kemarahan di media sosial Tiongkok. Masyarakat menyerukan keputusannya untuk berbicara mengenai virus meski ada risiko yang timbul dari pemerintah.
(Baca: Google Gandeng WHO Antisipasi Hoaks Virus Corona)
Beberapa topik yang banyak dibicarakan di Twitter maupun Weibo adalah soal pemerintah Wuhan yang harus meminta maaf kepada Li Wenliang dan kebebasan berbicara. Topik tersebut memperoleh puluhan ribu perhatian sebelum menghilang terkena sensor ketat pemerintah.
Berdasarkan data Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, jumlah korban jiwa akibat virus corona di negara tersebut telah mencapai 636 orang pada Jumat (7/2) pagi. Dari 73 kasus kematian yang baru dilaporkan, sekitar 69 kasus terjadi di Provinsi Hubei yang menjadi pusat penyebaran wabah virus corona.
Penulis : Destya Galuh Ramadhani (Magang)