Menakar Kebutuhan dan Lonjakan Harga Masker Akibat Virus Corona

Pingit Aria
8 Februari 2020, 06:30
Telaah - Kebutuhan Masker
123RF.com/Jian Fan

Ratri Kartika mengelilingi dua pusat perbelanjaan besar di Jakarta Selatan. Semua apotek disinggahinya untuk mencari masker, namun ia keluar dengan tangan hampa.

Ia berniat untuk melindungi diri dari virus corona. Apalagi, musim hujan membuatnya lebih rentan terserang flu. “Masker dan hand sanitizer habis,” kata Ratri, Selasa (4/2) lalu.

Advertisement

Masker itu baru didapatkannya tiga hari kemudian setelah memesannya secara online. Itupun dengan harga 50% lebih tinggi, dari normalnya sekitar Rp 50 ribu per kotak isi 50 lembar, menjadi Rp 75 ribu.

Masker bedah penutup hidung dan mulut adalah salah satu produk kesehatan yang paling banyak dicari untuk mencegah penularan virus corona. Survei iPrice menyebut, tren pencarian masker melalui laman Google di Indonesia melonjak sejak Januari 2020.

Data Google Trends, pencarian masker mulut di Indonesia terbilang statis pada awal Januari 2020. Bahkan, ketika virus corona untuk pertama kalinya menyebar dari Tiongkok ke Thailand tanggal 13 Januari 2020, tren pencarian masker belum tampak di Indonesia.

(Baca: Dampak Virus Corona, S&P Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok)

Intensitas pencarian masker di Indonesia baru naik ketika Singapura dan Malaysia melaporkan kasus corona pertamanya, berturut-turut pada 23-24 Januari 2020. Setelah itu, tren pencarian masker melalui Google dan beberapa e-commerce di Indonesia terus menanjak.

“Artinya, masker mulut baru sepenuhnya menarik perhatian masyarakat ketika virus corona muncul di Malaysia dan Singapura yang merupakan negara tetangga terdekat dengan Indonesia,” demikian kesimpulan iPrice, Kamis (6/2).

Berikut adalah data penyebaran virus corona di berbagai negara: 

Seiring semakin ramainya pemberitaan mengenai virus corona, termasuk saat 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dijemput dari Wuhan pada akhir pekan lalu, permintaan masker terus meningkat. Harganya pun terpantau naik.

Di beberapa e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee dan Lazada, ada dua jenis masker yang paling dicari, yakni masker bedah biasa yang berwarna hijau dan N95 yang lebih tertutup.

Hasil survei iPrice, harga jual rata-rata satu kotak masker N95 pada tanggal 1 Januari berada pada kisaran Rp 458 ribu. Menariknya, harga masker ini sempat turun hingga 24% pada pekan kedua Januari.

Kenaikan harga masker N95 pertama kali terjadi saat berkembangnya kasus Corona di beberapa negara Asia, temasuk Thailand, Singapura, dan Malaysia. Harga masker ini semakin menanjak hingga menjadi Rp 559 ribu untuk satu kotak masker. Memasuki pekan pertama Februari 2020, beberapa merchant toko online bahkan berani menjualnya hingga Rp 2 juta per kotak.

Lain lagi dengan masker bedah. Pada akhir Januari lalu, harga rata-rata satu kotak masker isi 50 lembar mencapai 84 ribu. Angka itu lebih tinggi 39% dibanding rata-rata harga pada awal bulan.

(Baca: BI Sebut Wabah Virus Corona Sebabkan Rupiah Tertekan Selama Sepekan)

Kenaikan harga masker N95 dan masker bedah tampaknya juga dipengaruhi oleh stok yang makin menurun. Berdasarkan data yang dikumpulkan secara online, stok kedua jenis masker mulai menurun sejak mencuatnya kasus pertama virus corona di Singapura dan Malaysia. Namun, secara umum, stok masker bedah tetap lebih banyak dibandingkan masker N95.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement