Korban Meninggal Virus Corona Lampaui SARS, Rupiah Melemah Hari Ini
Korban meninggal dunia akibat virus corona di Tiongkok mencapai 908 orang hingga pagi hari ini. Jumlah ini melampaui dampak SARS. Nilai tukar rupiah pada pembukaan pasar spot pun melemah 0,1% ke level Rp 13.690 per dolar Amerika Serikat.
Mayoritas mata uang Asia turut melemah pagi ini. Dikutip dari Bloomberg, yen Jepang, dolar Hong Kong, dan dolar Singapura masing-masing turun 0,04%, 0,01%, dan 0,02%. Begitu juga dengan dolar Taiwan turun 0,11%, won Korea Selatan 0,2%, rupee India 0,29%, dan ringgit Malaysia 0,21%.
Meski begitu, ada juga mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS. Baht Thailand misalnya, menguat 0,16%. Sedangkan yuan Tiongkok dan peso Filipina masing-masing naik 0,06% dan 0,01%.
Vice President Monex Investindo Fututes Ariston Tjendra menilai, pasar kembali khawatir atas perkembangan virus corona. Terlebih lagi, korban meninggal akibat pandemic tersebut melampaui SARS.
"Kekhawatiran ini bisa memicu pelemahan aset berisiko pagi ini, termasuk rupiah," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (10/2). (Baca: Korban Tewas akibat Virus Corona Capai 908 Orang, Ahli WHO ke Tiongkok)
Kekhawatiran itu tampak dari harga emas yang meningkat sejak pembukaan pagi hari ini. Emas dinilai sebagai instrumen investasi yang aman (safe-haven). Karena itu, Ariston memperkirakan mata uang Garuda bergerak di kisaran Rp 13.620-Rp 13.720 per dolar AS.
Virus corona dikhawatirkan mengganggu perekonomian Tiongkok. Apalagi, jumlah korban yang terinfeksi terus meningkat. Per kemarin, pasien virus corona bertambah 3.062 menjadi 40.171 orang di Negeri Panda.
Jumlah tersebut terus meningkat, setelah sempat turun pada Sabtu (8/2) untuk pertama kalinya sejak 1 Februari 2020. (Baca: Pria Uighur Sumbang 11 Kuda Bantu Tiongkok Atasi Virus Corona)
Duta Besar Tiongkok untuk Inggris Liu Xiamong menyebut virus tersebut sebagai ‘musuh manusia’. Biarpun begitu, dia menegaskan bahwa pemerintah dapat mengendalikan, mencegah, dan menyebuhkan penyakit akibat virus tersebut. "Isolasi dan karantina telah terukur sangat efektif," kata Liu, dikutip dari Reuters pada Senin (10/2).
Pemerintah Tiongkok bahkan memutuskan agar warganya mulai kembali bekerja. Pemerintah akan mengoordinasikan transportasi para pekerja terutama di sektor utama seperti makanan dan obat-obatan.
(Baca: Lampaui SARS, Korban Meninggal Akibat Virus Corona Tembus 812 Jiwa)