Pria Uighur Sumbang 11 Kuda Bantu Tiongkok Atasi Virus Corona
Korban meninggal dunia akibat virus corona di Tiongkok bertambah 97 menjadi 908 orang hingga pagi hari ini (10/2). Seorang pria beretnis Uighur Xinjiang pun menyumbangkan 11 ekor kudanya untuk membantu Pemerintah Provinsi Hubei mengatasi wabah virus corona.
Dikutip dari Reuters, jumlah korban yang terinfeksi virus corona mencapai 40.171 orang di Negeri Tirai Bambu. Sebagian besar kematian baru terjadi di ibukota provinsi Hubei, Wuhan, tempat virus corona pertama kali mewabah.
Seorang warga beretnis Uigur Xinjiang, Ba Baintolle pun menyumbangkan uang hasil menjual 11 ekor kudanya senilai 88 ribu yuan atau sekitar Rp 171,9 juta kepada Pemprov Hubei untuk mengatasi wabah virus corona. Penggembala kuda itu tinggal di Kabupaten Wenquan, Daerah Otonomi Xinjiang.
Kabupaten Tongcheng, Provinsi Hubei, setiap tahun menyumbangkan 300 ribu yuan (Rp 586 juta) kepada warga Wenquan untuk membangun infrastruktur dan sekolah, serta pengenalan teknologi. "Saya sangat sedih dengan adanya wabah di Hubei. Mereka banyak sekali bantu kami dan sekarang saatnya saya membantu mereka," ujar Baintolle dikutip dari China Daily.
(Baca: Korban Tewas akibat Virus Corona Capai 908 Orang, Ahli WHO ke Tiongkok)
Baintolle memiliki 400 ekor kuda dengan pendapatan sekitar 150 ribu yuan (Rp293 juta) per tahun. "Saya berharap masyarakat Hubei dengan gagah berani bisa menundukkan virus tersebut. Jangan menyerah. Hati saya bersamamu, meski jarak kita ribuan mil," ujarnya.
Sejumlah warga asing dari Timur Tengah juga ramai-ramai ingin mendaftar sebagai sukarelawan di Wuhan, Tiongkok. "Saya seorang dokter. Saya bisa berbahasa Arab, Mandarin, dan Inggris. Saya bisa merawat pasien, memberikan informasi, dan melakukan apa saja," kata warga negara Palestina Ali Wari yang tinggal di Wuhan.
Dengan mengatasnamakan warga Arab, Wari mengajukan permohonan kepada Kantor Urusan Luar Negeri (FAO) Kota Wuhan agar diizinkan menjadi sukarelawan. Pria yang bekerja di perusahaan teknologi informasi di Wuhan itu pun menggalang dukungan dengan membuat grup Wechat bertajuk "Wuhan 2019-nCoV".
(Baca: Status Virus Corona Naik Jadi Oranye, KBRI Singapura Imbau WNI Waspada)
Grup itu memiliki anggota sekitar 480 orang dari negara-negara Timur Tengah yang kebanyakan bekerja di Wuhan. "Awalnya, saya menerjemahkan dan menyebarkan informasi mengenai virus ini. Lalu banyak yang bergabung dalam grup," kata Wari dikutip media resmi setempat.
Mohamad Khotib yang juga berasal dari Palestina meminta keluarganya bergabung dengan Wari. "Saya yakin ada solusi mengatasi wabah ini. Kami harus bekerja keras dan tidak kenal kata menyerah," katanya.
Begitu juga dengan Mohamad Asaad. Kandidat doktor dari Mesir ini ingin menjadi sukarelawan di Wuhan. "Saya sebagai relawan telah mendarmabaktikan diri dan mendukung kawan-kawan di Tiongkok untuk mengatasi masa-masa yang sulit ini," katanya.
(Baca: Pemerintah Diminta Batasi Investasi Tiongkok Terkait Kekerasan Uighur)