Cegah Penyebaran Virus Corona, Tiongkok Wajibkan Bank 'Cuci Uang'

Hari Widowati
17 Februari 2020, 20:34
virus corona, bank sentral tiongkok wajibkan perbankan cuci uang, desinfektan, menghancurkan uang untuk mencegah penularan virus corona, Tiongkok, virus corona menular lewat uang
ANTARA FOTO/REUTERS/China Daily
Pekerja medis dengan baju pelindung merawat seorang pasien di dalam ruang isolasi Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, pusat terjadinya penularan virus korona baru, di provinsi Hubei, China, Minggu (16/2/2020).

Bank Sentral Tiongkok menerapkan strategi baru untuk mengatasi penyebaran virus corona di negara tersebut. Strategi tersebut adalah 'mencuci uang' dengan menyemprotkan disinfektan dan menghancurkan uang yang berpotensi tercemar virus corona.

Kebijakan ini diumumkan Bank Sentral Tiongkok pada Sabtu (15/2) lalu. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus corona (covid-19) mampu bertahan beberapa jam di atas permukaan benda-benda atau di udara.

Oleh karena itu, gedung-gedung yang berada di wilayah yang terdampak penyebaran wabah virus corona secara rutin dibersihkan dengan cairan disinfektan, misalnya pada tombol lift, gagang pintu, dan permukaan lain yang sering disentuh. Itu sebabnya masyarakat khawatir terhadap uang tunai yang berkali-kali berpindah tangan dalam sehari.

Seperti dilansir CNN.com, Bank Sentral memerintahkan seluruh bank di Tiongkok mencuci uangnya. Selain menggunakan cairan disinfektan, mereka dapat menempatkan uang itu di bawah sinar ultraviolet dan suhu tinggi kemudian menyimpannya selama 7-14 hari sebelum diserahkan lagi kepada para nasabah.

(Baca: Virus Corona Ancam Pariwisata, Jokowi Beri Turis Diskon 30 Persen )

Uang tunai yang berasal dari wilayah yang memiliki risiko infeksi tinggi, seperti rumah sakit dan pasar tradisional, akan diperlakukan secara khusus dan dikirim kembali ke bank sentral. Di Bank Sentral Tiongkok cabang Guangzhou, uang tunai berisiko tinggi ini bahkan dihancurkan.

Untuk mengganti pasokan uang tunai yang ditarik, bank sentral akan menerbitkan uang baru. Pada Januari 2020, bank sentral mengalokasikan uang tunai baru senilai 4 miliar yuan (US$ 573,5 juta atau Rp 7,83 triliun).

Menurut keterangan resmi pemerintah, upaya lain yang dilakukan bank sentral adalah menunda transfer uang tunai ke provinsi-provinsi yang terkena wabah virus corona. Kebijakan ini diyakini dapat membatasi kemungkinan penyebaran virus melalui uang tunai yang dikirimkan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...