Harga Bawang Putih Masih Tinggi, Mentan Sebut Kepanikan Publik

Image title
18 Februari 2020, 08:02
Kementan: Kenaikan Harga Bawang Putih Karena Kepanikan Publik.
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Pedagang menunjukan bawang putih yang dijualnya di Pasar Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020). Menurut pedagang harga bawang putih naik mencapai Rp70.000 per kg yang harga normalnya hanya Rp30.000 per kg karena menipisnya pasokan.

Harga bawang putih sudah mulai berangsur turun, kendati di beberapa daerah harganya masih stabil tinggi. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga bawang putih di DKI Jakarta, di kisaran Rp 62 ribu per kilogram (kg), lebih tinggi dari yang seharusnya di kisaran Rp 30 ribu per kg.

Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan kenaikan harga bawang putih akhir-akhir ini disebabkan oleh adanya kepanikan dari importir dan masyarakat seiring wabah virus corona (Covid-19). Adapun saat ini, mayoritas bawang yang dijual di Indonesia merupakan impor dari Tiongkok.

(Baca: Tak Terpapar Corona, 62 Ribu Ton Bawang Putih Siap Impor dari Tiongkok)

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, isu wabah corona membuat para pedagang menyimpan stok bawangnya untuk mengantisipasi kelangkaan apabila impor dari Tiongkok dihentikan. Sementara, masyarakat merespons kenaikan harga bawang putih dengan melakukan pembelian  besar-besaran dalam waktu singkat.

"Ada kepanikan publik, sementara distributornya juga mengurangi penjatahan ke pasar karena dia takut terkena virus corona dan tidak ada lagi impor yang bisa masuk," kata dia saat menghadiri rapat bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (17/2).

Menurut dia, seharusnya masyarakat dan importir bawang tidak perlu berlebihan dalam menyikapi isu tersebut. Sebab, menurut data Kementan jumlah stok bawang putih yang tersisa mencapai 120 ribu ton ditambah  pada Maret mendatang diperkirakan ada panen raya di sentra produksi bawang sebanyak 30 ribu ton.

"Konsumsi per bulan mencapai 47 ribu ton, kalau begitu stok kita masih mencukupi sampai tiga bulan ke depan," kata dia.

Lebih lanjut, Syahrul menjelaskan untuk mengatasi kepanikan yang terus terjadi, Kementan akhirnya mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH). Ini juga dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi saat Puasa dan Idul Fitri beberapa bulan ke depan.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...