Kredit Tumbuh 9,5%, BCA Raup Laba Bersih Rp 28,6 Triliun Tahun Lalu
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) meraup laba bersih Rp 28,6 triliun pada 2019 atau tumbuh 10,5% secara tahunan (year on year/yoy). Salah satu penopangnya yakni penyaluran kredit yang meningkat 9,5%.
Bank swasta itu menyalurkan kredit Rp 603,7 triliun sepanjang tahun lalu. Segmen korporasi dan komersial Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menyokong kredit BCA.
Penyaluran kredit ke segmen korporasi tumbuh 11,1% menjadi Rp 236,9 triliun. Sedangkan kredit komersial dan UKM naik 12% menjadi Rp 202,9 triliun.
Perusahaan juga membukukan pertumbuhan kredit konsumer 4,3% menjadi Rp 158,3 triliun. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) KPR tumbuh 6,5% menjadi Rp 93,7 triliun dan kartu kredit tumbuh 9,4% menjadi Rp 13,1 triliun.
Pembiayaan syariah juga tumbuh 15,2% menjadi Rp 5,6 triliun. Hanya Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang turun 1,1% menjadi Rp 47,6 triliun.
(Baca: BCA dan Mandiri Perkirakan Pertumbuhan Kredit 2019 Melambat)
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, perusahaan menjaga kualitas kredit dengan konsiten menerapkan prinsip kehati-hatian. Hal itu tecermin dari rasio kredit seret (non-performing loan/NPL) turun dari 1,4% di Desember 2018 menjadi 1,3% akhir tahun lalu.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit itu, laba bersih BCA tumbuh. “Kenaikan laba sebelum provisi dan pajak penghasilan (PPOP) sebesar 15,5%," kata Jahja di Jakarta, Kamis (20/2).
Perusahaan menghimpun dana pihak ketiga (DPK) Rp 704,8 triliun sepanjang 2019, atau tumbuh 11% yoy. Pencapaian ini didukung pertumbuhan dana murah (CASA) 9,9% menjadi Rp 532 triliun. CASA berkontribusi 75,5% dari total DPK.
Jumlah rekening DPK juga tumbuh 14,2% menjadi hampir 22 juta rekening pada akhir 2019. Deposito pun meningkat 14,4% menjadi Rp 172,8 triliun.
(Baca: BCA Akuisisi Rabobank dengan Nilai Transaksi Rp 397 Miliar)
Seiring pencapaian tersebut, pendapatan BCA tumbuh 13,6% menjadi Rp 71,6 triliun. Hal ini didukung oleh pendapatan bunga bersih dan operasional yang masing-masing tumbuh 12,1% dan 17,5%.
Akan tetapi, beban operasional perusahaan meningkat 11,2% menjadi Rp30,7 triliun. Alhasil, rasio cost to income (CIR) mencapai 43,7%, turun dibandingkan sebelumnya 44,3%.
Rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) masing-masing 23,8% dan 80,5%. Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) tercatat 4%, sementara rasio pengembalian terhadap ekuitas (ROE) 18%.
(Baca: Ditopang Pendapatan Non Bunga, Laba Perbankan Tembus Rp 117 Triliun)
