Dampak Corona, Pendapatan Maskapai di Asia Berpotensi Hilang Rp 381 T

Agustiyanti
21 Februari 2020, 08:37
maskapai penerbangan, virus corona, larangan penerbangan, dampak ekonomi virus corona
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Ilustrasi. Kerugian paling besar diperkirakan dialami maskapai Tiongkok mencapai US$ 12,8 miliar.

Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional atau IATA memproyeksi maskapai-maskapai  di Asia Pasifik kehilangan pendapatan mencapai US$ 27,8 miliar atau sekitar Rp 381 triliun pada tahun ini. Ini seiring pemangkasan penerbangan yang dilakukan maskapai karena menurunnya permintaan akibat wabah virus corona (2019-nCoV) .

Dikutip dari Reuters, hanya dari pasar domestik mereka. Para maskapai tersebut memangkas 80% dari kapasitas penerbangan yang direncanakan baik untuk domestik maypun internasional.

Cathay Pacific Airways Ltd dan Singapore Airlines Ltd telah memangkas kapasitas penerbangan di seluruh jaringan global mereka sebagai bagian dari upaya mengelola krisis.

(Baca: Menhub Sebut Insetif Pariwisata Akan Diputuskan Senin Depan)

Secara keseluruhan, IATA memperkirakan lalu lintas penumpang di wilayah Asia Pasifik turun 8,2% pada tahun ini, jauh dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang tumbuh 4,8%.

"Maskapai membuat keputusan sulit untuk memangkas kapasitas dan dalam beberapa kasus memangkas rute," kata Direktur Jenderal IATA Alexandre de Juniac dalam sebuah pernyataan.

Operator penerbangan di luar Asia diperkirakan akan kehilangan pendapatan sebesar US$ 1,5 miliar akibat pendemi tersebut. Kendati demikian, IATA mengaku sebenarnya terlalu dini untuk mengukur dampak pada pendapatan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...