36 Orang Meninggal Imbas Virus Corona di Luar Tiongkok, Iran Terbanyak
Wabah virus corona meluas ke berbagai negara. Kasus orang terinfeksi virus corona telah terdeteksi di lebih dari 35 wilayah/negara. Berdasarkan data John Hopkins CSSE per Selasa, 25 Februari 2020, sebanyak 36 orang di luar dataran Tiongkok meninggal imbas virus corona.
Korban meninggal terbanyak di luar dataran Tiongkok tercatat di Iran yaitu 12 orang. Selebihnya, delapan orang meninggal di Korea Selatan, tujuh orang di Italia, dua orang di Hong Kong, tiga orang di kapal pesiar Diamond Princess. Kemudian, masing-masing satu orang di Jepang, Prancis, Filipina, dan Taiwan.
Sepekan ini, lonjakan temuan orang terinfeksi virus corona terjadi di Korea Selatan, Italia, dan Iran. Korea Selatan telah menemukan 893 orang positif corona, Italia 229 orang, dan Iran 61 orang. Sedangkan secara total, 2.490 orang di luar dataran Tiongkok terdeteksi terjangkit virus corona.
(Baca: Pemerintah Masih Nego Jepang untuk Pulangkan WNI ABK Diamond Princess)
Di Iran, kasus pertama infeksi virus corona terkonfirmasi pada Rabu (19/2) pekan lalu. Kota Qom diidentifikasi sebagai pusat penyebaran virus tersebut. Namun, APNews memberitakan, terdapat perbedaan data antara pemerintah Iran dan pembuat kebijakan di Qom soal jumlah korban virus corona di negara tersebut.
Agensi berita semi-resmi ILNA mengutip pernyataan seorang pembuat kebijakan dari Qom, Ahmad Amirabadi Farahani bahwa jumlah korban meninggal mencapai 50 orang. Namun, pemerintah Iran membantah data tersebut.
Perbedaan data ini memunculkan pertanyaan tentang transparansi pemerintah Iran terkait data penyebaran virus tersebut. Adapun transparansi data memang jadi isu di tengah penyebaran virus corona. Sebelumnya, pemerintah Tiongkok dituding menyembunyikan jumlah korban virus corona yang sebenarnya.
(Baca: Kerugian Pariwisata Indonesia Akibat Corona Rp 7 Triliun per Bulan)
Selain jumlah korban meninggal, Ahmad menyebut soal karantina terhadap 250 orang di Qom. Adapun kota tersebut dikenal dengan sekolah keagamaan Shiite yang menjadi daya tarik bagi pelajar di Iran maupun negara lain. Sekolah di Qom ditutup seiring wabah virus corona.
“Para perawat tidak memiliki akses kepada peralatan keamanan yang sesuai,” kata Ahmad seperti diberitakan APNews. Ia menambahkan, beberapa petugas kesehatan telah meninggalkan kota. “Sejauh ini, saya belum melihat tindakan khusus dari pemerintah untuk menghadapi corona.”
Lima negara tetangga Iran – Irak, Afganistan, Kuwait, Bahrain, dan Oman -- telah mengumumkan kasus pertama virus corona, dengan seluruh orang yang terjangkit memiliki keterkaitan dengan Iran. Keterkaitan ini termasuk perjalanan ke kota di Iran yang belum memiliki kasus corona terkonfirmasi.
Di Korea Selatan, pemerintahnya telah menetapkan status kewaspadaan tertinggi seiring lonjakan kasus corona di negara tersebut. Status tersebut memungkinkan pemerintah untuk meliburkan sekolah dan melarang pertemuan-pertemuan publik.
(Baca: Dampak Corona, IMF Ramal Laju Ekonomi Tiongkok Terendah dalam 30 Tahun)
Beberapa maskapai penerbangan telah menghentikan penerbangan menuju Daegu, kota dengan temuan kasus corona terbanyak di Korea Selatan.
Sedangkan di Italia, dua wilayah di utara, dekat Milan dan Venice tengah dalam karantina. BBC memberitakan, dalam dua pekan ini, orang tidak bisa keluar masuk ke beberapa kota di Veneto dan Lombardy tanpa izin.
Di luar zona tersebut, banyak kegiatan bisnis dan sekolah ditunda. Begitu juga pertandingan sepak bola yang melibatkan tim-tim besar, serta pertemuan-pertemuan publik termasuk karnaval di Venice. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus di kawasan Eropa.
Berikut data jumlah korban yang dilaporkan meninggal akibat virus corona:
Wilayah/negara | Jumlah Korban Meninggal |
Dataran Tiongkok | 2.633 orang |
Iran | 12 orang |
Korea Selatan | 8 orang |
Italia | 7 orang |
Hong Kong | 2 orang |
Jepang | 1 orang |
Prancis | 1 orang |
Filipina | 1 orang |
Taiwan | 1 orang |
Diamond Princess | 3 orang |
Total | 2.699 orang |
Sumber: Coronavirus COVID-19 Global Cases oleh Johns Hopkins CSSE per Selasa, 20 Februari 2020.