Garuda Masih Buka Opsi Terbitkan Sukuk Global untuk Bayar Utang

Image title
27 Februari 2020, 21:01
Garuda Masih Buka Opsi Penebitan Sukuk Global untuk Refinancing.
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Maskapai Garuda Indonesia bersiap mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Garuda kembai membuka opsi penerbitan sukuk global untuk refinancing utang jangka pendek perseroan.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) masih membuka opsi penerbitan sukuk global dan instrumen pendanaan lain senilai US$ 900 juta setara Rp 12,59 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembayaran kembali (refinancing) utang jatuh tempo perseroan.

Adapun akhir tahun lalu, rencana ini sempat dibatalkan Garuda. "(Sukuk) itu sementara dibatalkan. Kami akan menunggu sampai ada waktu yang tepat,"  kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputradi kantornya, Jakarta, Kamsi (27/2).

Menurutnya, perusahaan akan mengkaji opsi penerbitan sukuk sambil menunggu waktu yang tepat.

(Baca: Dirut Baru Garuda Siapkan Strategi Kurangi Beban Utang Rp 49 Triliun)

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per akhir September 2019, Garuda tercatat memiliki utang jatuh tempo pada 3 Juni 2020 berupa sukuk global dengan nilai penerbitan US$ 496,84 juta.

Sementara total kewajiban (termasuk utang) Garuda mencapai US$ 3,51 miliar, yang mana kewajiban jangka pendek tercatat senilai US$ 2,87 miliar.

Kendati memiliki utang jatuh tempo dalam jumlah cukup besar, perusahaan memastikan hal ini tak mempengaruhi operasional Garuda Indonesia ke depan. 

Pada kesempatan yang sama, Komisaris Independen Garuda Yenny Wahid juga menegaskan opsi refinancing memang masih terbuka untuk membayar utang jatuh tempo Garuda.  "Refinancing tetap menjadi opsi karena kalau tidak, sumbernya dari mana? tapi restrukturisasi utang juga bisa dilakukan," katanya.

Meski begitu, Yenny mendorong Garuda untuk tidak mencari utang baru di luar opsi tadi. Alternatif lain yang bisa dilakukan perushaan untuk membayar utang yaitu dengan mengoptimalisasi aset melalui likuidasi anak dan cucu perusahaan. 

Garuda memang sebelumnya telah berencana untuk melikuidasi 5 anak usahanya. Maskapai pelat merah ini telah menetapkan sejumlah kriteria dalam melikuidasi anak usahanya, seperti anak menghasilkan untung, namun justru membebani induk usahan seperti PT Garuda Tauberes.

"Semua anak perusahaan dan cucu yang tidak menguntungkan ya mending dibabat saja," katanya.

(Baca: Kerja Sama dengan Sriwijaya Kandas, Kinerja Garuda Berpotensi Turun)

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang bertindak sebagai wakil pemilik saham Garuda mengaku maskapai tengah berada pada tekanan yang luar biasa karena utang jatuh tempo tersebut.

"Dan ini yang kita pastikan kita akan restructure sudah ada jalan keluar, supaya kita bisa sehat," katanya di Jakarta, Rabu (26/2).

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...