Jokowi Didesak Transparan soal Penanganan Virus Corona

Image title
1 Maret 2020, 16:18
jokowi, virus corona, covid-19, wabah virus corona
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. Pemerintah menyatakan hingga kini belum ada kasus infeksi virus corona di Indonesia.

Belum ditemukan kasus infeksi virus corona di Indonesia menimbulkan kecurigaan terhadap proses identifikasi penyakit ini di Tanah Air. Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta membeberkan penanganan virus corona di dalam negeri secara transparan kepada dunia internasional. 

Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf menegaskan pemerintah harus transparan terkait penanganan yang telah dilakukan atas penyebaran virus corona. Apalagi, kasus infeksi virus ini sudah ditemukan di lebih dari 60 negara. 

Jokowi diminta memberikan pernyataan bahwa Indonesia memang dalam kondisi aman dengan data-data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. 

"Kalau ini zero, pemerintah harus cepat sampaikan. Jangan hanya menteri, tapi presiden harus menyampaikan bahwa ini zero," ujar dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (1/3).

(Baca: Korban Tewas Virus Corona Hampir 3.000, AS Laporkan Kematian Pertama)

Penjelasan dari presiden akan mempengaruhi keyakinan masyarakat terkait proses atau prosedur penanganan  virus corona di dalam negeri. "Agar masyarakatnya juga yakin, bukan menteri atau ahli kesehatan saja yang bilang," kata dia.

Senada, Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Pelita Harapan Aleksius Jemadu juga meminta pemerintah memberi respons yang proporsional terkait antisipasi yang telah dilakukan. Saat ini, dunia internasional mempertanyakan kapasitas Indonesia dalam menangani penyebaran wabah itu. 

Hal ini dikhawatirkan berdampak pada sektor investasi.  "Kalau sampe media internasional memberitakan kalau kita sudah kecolongan, kita harus punya disclaimer," ujarnya.

Sementara, Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi meyakini pemerintah sudah melakukan pengananan pencegahan virus corona sesuai prosedur. Hal ini dibuktikan dengan koordinasi dan kerja sama antarlembaga dan intansi terkait yang sudah berjalan.

"Secara kemitraan kami sudah ketemu dengan Kemenhub dan ini sama. Jadi kalau kami lihat protokol yang dibuat itu sudah, kesiapan infrastruktur sudah, upaya deteksi di pintu gerbang juga sudah," ujarnya.

Ia meminta agar persoalan virus corona semestinya jangan dijadikan sebagai masalah politik namun dilihat dari perspektif kesehatan. "Kami tidak ingin menyeret kasus ini menjadi kasus geopolitik, ya ini adalah masalah kesehatan," ujarnya.

(Baca: Beda Pendapat dengan WHO soal Virus Corona, Ini Penjelasan Kemenkes )

Di sisi lain, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman memastikan Indonesia telah memiliki kemampuan untuk mendeteksi virus corona. Hanya saja, kemampuan tersebut tak dimiliki secara merata di seluruh lembaga.

"Pertanyaan jelas sekali, kita punya kemampuan deteksi. Apa itu merata di lembaga lain? jawabannya tidak," kata pakar virus Lembaga Eijkman Herawati Sudoyo.

Menurutnya, dengan kemampuan deteksi secara merata maka dapat membuka kemungkinan luputnya pendeteksian virus corona di Indonesia. Jika Indonesia melakukan lebih banyak pemeriksaan daripada yang dilakukan saat ini, maka kemungkinan temuan kasus positif virus bisa saja terjadi.

"Kalau kita lakukan jauh lebih banyak dari target kita menadapatkan kasus itu, bukan mau positif. Tapi membuat kita lebih bersiap diri," jelas dia. 

Wabah virus corona hingga kini telah menewaskan hampir 3.000 orang, sedangkan total kasus infeksi mencapai 85 ribu di seluruh dunia.

Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...