Hasil BI Longgarkan GWM untuk Redam Efek Corona: Rupiah Menguat 0,37%

Agatha Olivia Victoria
2 Maret 2020, 17:55
nilai tukar rupiah, virus corona, stimulus bank indonesia,
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Warga menukarkan mata uang dolar AS di sebuah gerai money changer, Jakarta, Jumat (28/2/2020). Nilai tukar rupiah menguat ke level Rp 14.265/US$ setelah BI mengeluarkan stimulus serta melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat 0,37% ke level Rp 14.265/US$ pada perdagangan pasar spot sore ini, Senin (2/3). Rupiah berbalik menguat setelah sempat melemah ke level Rp 14.420/US$ didorong oleh stimulus Bank Indonesia (BI).

Adapun stimulus tersebut diberikan dalam bentuk penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) di tengah kekhawatiran virus corona yang telah masuk ke Tanah Air.

Bersamaan dengan mata uang Garuda, hampir seluruh mata uang Asia turut menguat sore ini. Mengutip Bloomberg, dolar Singapura menguat 0,29%, dolar Taiwan 0,64%, won Korea Selatan 1,74%, peso Filipina 0,5%, yuan Tiongkok 0,42%, ringgit Malaysia 0,31%, dan baht Thailand 0,41%.

(Baca: Selamatkan Rupiah dari Corona, BI Borong Surat Utang Negara Rp 103 T)

Hanya yen Jepang dan rupee India yang melemah terhadap mata uang Negeri Paman Sam. Masing-masing terdepresiasi tipis 0,01% dan 0,14%. Sementara berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR, rupiah berada di level Rp 14.413/US$, melemah 179 poin.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan, pasca Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan dua warga negara Indonesia positif terinfeksi virus corona, pelaku pasar semakin khawatir terhadap wabah virus tersebut.

"Akibat jatuhnya rupiah mengakibatkan BI secara tiba-tiba menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan menurunkan GWM valas untuk bank umum dari  8% menjadi 4% dari dana pihak ketiga (DPK)," kata Ibrahim kepada Katadata.co.id, Senin (2/3).

(Baca: 5 Jurus BI Tenangkan Pasar di Tengah Kasus Positif Virus Corona)

Adapun kebijakan ini berlaku mulai 16 Maret 2020 dan diperkirakan bakal menambah likuiditas valas mencapai US$ 3,2 miliar. Selain itu, BI juga menurunkan GWM rupiah sebesar 50 bps untuk perbankan yang membiayai kegiatan ekspor dan impor. Ketentuan ini akan berlaku mulai 1 April 2020 dan pelaksanaannya akan dikoordinasikan dengan pemerintah.

Di samping itu, Ibrahim menjelaskan bahwa BI hari ini kembali melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF. Dalam pertemuannya siang tadi, BI juga menegaskan untuk memperketas intervensi di pasar spot, DNDF, dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN).

"Sehingga dengan sigap dan melakukan penjagaan ketat dan ekstra waspada terhadap mata uang garuda," ujarnya. Sedangkan untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksikan rupiah akan kembali tertekan di kisaran Rp 14.210 - 14.320/US$.

(Baca: Kurs Rupiah Makin Anjlok ke 14.375 per Dolar AS Masih Terimbas Corona)

Reporter: Agatha Olivia Victoria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...