Potensi Besar, ESDM Patok Investasi Sektor EBT Capai Rp 280 Triliun
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mematok investasi ke sektor energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 280 triliun hingga 2024. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan Indonesia masih mempunyai potensi sumber energi bersih sebesar 700 gigawatt (GW) untuk dikembangkan.
Arifin menjelaskan, sektor EBT saat ini menjadi opsi pemenuhan kebutuhan sumber energi di dalam negeri. Pasalnya, peran fosil sebagai energi yang tak dapat diperbaharui semakin lama akan menipis.
"Kita patut bersyukur, kita memiliki EBT yang sangat besar. Kalau di convert itu menghasilkan 700 GW dengan surya 300 GW," ujar Arifin dalam diskusi di Jakarta, Senin (2/3).
(Baca: Kejar Target EBT, Kementerian ESDM Dorong Industri Gunakan Panel Surya)
Berdasarkan proyeksi Kementerian ESDM perolehan angka investasi sektor EBT yang didapat mulai 2020 sebesar US$ 2 miliar (Rp 28,8 triliun, asumsi kurs Rp 14.400/US$), kemudian pada 2021 senilai US$ 4 miliar (Rp 57,6 triliun), 2022 senilai US$ 5 miliar (Rp 72 triliun), 2023 senilai US$ 4 miliar, dan pada 2024 senilai US$5 miliar.
Adapun saat ini, Pemerintah berkomitmen meningkatkan penambahan kapasitas pembangkit EBT hingga 9.051 megawatt (MW) dalam lima tahun, dengan rincian 687 MW (2020), meningkat ke 1.001 MW (2021), 1.922 MW pada 2022, 1.778 MW pada 2023, dan 3.664 MW pada 2024.