Buat Video soal Virus Corona, YouTuber Tak Dapat Bayaran Iklan
Platform di bawah naungan Google, YouTube memperbolehkan kreator membuat video tentang virus corona. Namun, YouTuber tak akan mendapat bayaran atas iklan yang tayang di konten tersebut.
Sebab, Youtube menilai konten terkait virus corona bersifat sensitif. Sebagaimana kebijakan perusahaan sejak awal, video sensitif tak akan mendapat pendapatan dari iklan.
Video yang dianggap sensitif lainnya misalnya, yang memuat konflik bersenjata, kematian, dan penembakan massal. “Semua video yang berfokus pada topik ini (covid-19) akan di-demonetisasi hingga pemberitahuan lebih lanjut,” kata Product Officer YouTube Tom Leung dikutip dari The Verge, kemarin (5/3).
(Baca: Atasi Video Prank dan Hoaks Virus Corona, WHO Buat Akun TikTok)
Kebijakan itu ditempuh untuk melindungi para pengiklan. Selain itu, dalam rangka membatasi penyebaran informasi yang salah terkait virus corona.
Perusahaan juga sudah mengumumkan kebijakan itu melalui saluran Creator Insider di platform yang tayang pada 11 Februari lalu. Pada video berdurasi 4 menit 30 detik itu, YouTube menegaskan bahwa virus corona merupakan topik sensitif.
Namun, kebijakan itu tak berlaku untuk saluran berita. (Baca: Jurus Google Basmi Hoaks Corona: Gaet Kemenkes dan Algoritma Khusus)
Para YouTuber menghindari kata-kata virus corona supaya akun mereka tetap mendapat iklan. Pembawa acara pada saluran Linus Tech Tips Linus Sebastian misalnya, menghindari kata terkait covid-19 melalui akunnya.