Layanan Sejenis di Tiongkok Terdampak Corona, Gojek & Grab Antisipasi
Jumlah pengguna layanan berbagi tumpangan (ride-hailing) dan pesan-antar makanan (food delivery) di Tiongkok anjlok sekitar 50% imbas virus corona. Gojek dan Grab mencatat belum ada pengaruh dari wabah covid-19 terhadap layanan, namun mereka mulai mengantisipasi.
Head of Public Affairs Grab Tri Sukma Anreiano mengatakan perusahaan belum melihat dampak signifikan dari wabah virus corona terhadap layanan. "Tapi yang jelas saat ini kami antisipasi. Kami lakukan langkah-langkah mewaspadai dampak virus corona," kata dia di kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta, Selasa (10/3).
Perusahaan juga berfokus memberikan informasi terkait virus corona, supaya konsumen baik mitra pengemudi maupun penumpang tidak khawatir. "Kami bagikan masker 5 ribu lebih. Kami juga secara internal siapkan prosedur, berkoordinasi dengan pemerintah, mencatat nomor penting," ujar dia.
(Baca: WHO Imbau Tak Pakai Uang Tunai, DANA, Gopay & LinkAja Panen Transaksi?)
Hal senada disampaikan oleh Vice President Corporate Communications Gojek Kristy Nelwan. Antisipasi wabah virus corona bahkan sudah diterapkan sejak Januari lalu.
"Upaya-upaya tersebut menjangkau seluruh ekosistem kami termasuk mitra driver, mitra merchant, mitra service provider dan lainnya," ujar dia kepada Katadata.co.id, akhir pekan lalu (6/3).
Perusahaan secara berkala menyosialisasikan informasi tentang covid-19 agar pengguna tidak panik. "Termasuk edukasi kami berikan mengenai cara pencegahan, serta himbauan untuk waspada dan menjaga kesehatan," kata dia.
Meski begitu, ada beberapa pengemudi yang merasa permintaan layanan mulai menurun seiring mewabahnya virus corona. Salah satunya mitra pengemudi Grab Qory Fadly. "Order turun lumayan dari 16 per hari pekan lalu menjadi hanya delapan atau sembilan," katanya.
Alhasil, pendapatannya menurun setengah dari biasanya mendapat Rp 146 ribu sehari. “Entah karena memang sering hujan atau pada khawatir virus corona, tapi yang jelas menurun," kata pria berusia 29 tahun itu.
(Baca: Gojek Akui 2 Mitra Driver Ojol dalam Pengawasan Terkait Virus Corona)
Begitu juga dengan mitra pengemudi Gojek Afrianto. "Akhir-akhir ini, turun empat sampai lima order," ujar dia. Dalam sehari ia biasanya mendapatkan 20 pesanan.
Hal berbeda disampaikan oleh mitra pengemudi Gojek lainnya, Riki (32 tahun). “Biasa saja," ujar dia. Dalam sehari ia biasa mendapatkan 20 pesanan. Pendapatan termasuk bonus bisa mencapai Rp 200 ribu sehari. Meski demikian, ia khawatir dengan wabah virus corona. Apalagi, 19 warga di Indonesia positif virus corona.
Mitra pengemudi ojek online Grab Hangga Anggoro mengatakan, perusahaan sudah mengedukasi pasar terkait virus corona. "Penumpangnya juga sudah banyak yang waspada, tapi order tidak terlalu terpengaruh," ujar dia.
(Baca: Jejak 19 Kasus Corona Positif di Indonesia)
Namun, di Tiongkok, layanan seperti yang disediakan Gojek dan Grab terpengaruh virus corona. Dikutip dari Kr.Asia, kebanyakan masyarakat di Tiongkok memilih untuk membeli bahan makanan secara online dan memasaknya sendiri di rumah.
Alhasil, layanan pesan-antar makanan menurun, berdasarkan laporan terbaru QuestMobile. Pengguna aktif harian (DAU) layanan on-demand anjlok lebih dari 50%, dari 70 juta sebelum Imlek menjadi kurang dari 40 juta per 4 Februari.
Hal serupa dialami layanan berbagi tumpangan di Negeri Tirai Bambu. Jumlah pengguna aktif harian turun dari 160 juta menjadi 71 juta pada periode yang sama.
(Baca: Karyawannya Positif Corona, Grab Tutup Kantor Singapura dan Thailand)