Bulog Bakal Ubah Gabah jadi Beras Premium, Harga Serupa Medium

Rizky Alika
12 Maret 2020, 14:18
bulog, perum bulog, harga beras, beras premium, beras medium
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. Perum Bulog akan menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya saat panen raya mendatang.

Perum Bulog berencana mengalihkan produksi berasnya dari medium menjadi premium. Perubahan kualitas tersebut dijamin tak akan memengaruhi harga jual beras. 

"Ke depan, Bulog tidak lagi memproduksi beras medium. Kami belinya gabah, diolah menjadi berasnya premium namun harga medium," ujar Direktur Utama Bulog Budi Waseso di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/3).

Stok beras yang diperoleh dari panen raya pada Maret-April 2020 akan dijual dengan kualitas premium. Sedangkan, stok beras yang tersisa di gudang Bulog sebanyak 1,6 juta ton merupakan beras kualitas medium.

Budi mengatakan, stok beras medium akan dihabiskan salah satunya melalui mekanisme operasi pasar. Keputusan tersebut dipilih lantaran Bulog akan menyerap gabah saat panen raya.

(Baca: Moeldoko Sebut Lahan Pertanian RI Menyusut 120.000 Hektare Tiap Tahun)

Adapun gabah dapat diolah menjadi premium saat proses penggilingan oleh mesin Bulog. Ia pun mengatakan, Bulog akan menyerap gabah sebanyak-banyaknya saat panen. Hal ini untuk menjaga ketahanan pangan di tengah penyebaran virus corona. 

Saat ini, kapasitas penyimpanan gudang bulog mencapai 3,8 juta ton beras. Pada panen raya April mendatang, diperkirakan produksi beras sebanyak 5-7 juta ton.

"Jadi kalau nanti adanya 2 juta gabah, kami serap 2 juta. Kenapa tidak," ujar dia. Hingga saat ini, Bulog belum melakukan penyerapan gabah hasil dari panen raya.

Sebelumnya, Bulog mengatakan akan menjaga pasokan di gudangnya agar dapat menyerap beras hasil panen raya yang tiba pada Maret-April mendatang. Perusahaan pelat merah itu menargetkan 600 ribu ton beras akan tersalurkan sebelum Idul Fitri pada bulan April.

(Baca: Bulog Distribusikan 400 Ribu Ton Beras untuk Diolah Jadi Tepung)

Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, penyaluran beras meliputi operasi pasar, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), beras komersil, bahan baku industri, dan ekspor beras. 

"Dengan demikian, stok beras di gudang tinggal satu juta ton," kata Budi.

Budi juga telah berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita agar industri makanan dapat menyerap beras Bulog.

Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri itu akan terus memantau perkembangan di pasar maupun kondisi gudang Bulog. "Ini akan sesuai dengan perkembangannya," katanya.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...