Investor Jual Saham karena Khawatir Corona, IHSG Dibuka Anjlok 4,4%
Indeks harga saham gabungan (IHSG) terjun ke level 4.000 untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir saat membuka perdagangan pagi ini, Kamis (12/3). IHSG dibuka turun ke level 5.040,96 atau 2,19% dan turun semakin dalam hingga ke level 4.929,56 atau 4,36%.
Adapun terakhir kali IHSG berada pada level 4.000-an yaitu pada Jumat 1 Juli 2016 di level 4.971,58. Setelah itu indeks melaju di level 5.000 sepanjang 2017, hingga naik ke level 6.000 untuk pertama kali dalam sejarah pada 25 Oktober 2017 ke level 6.025,43.
Turunnya IHSG sejalan dengan bursa saham global yang juga bergerak di zona merah. Hingga 10.14 WIB, indeks Filipina PSEi memimpin dengan koreksi hingga 6,96%, kemudian indeks Nikkei 225 mengekor dengan koreksi 5,17%, Kospi turun 4,16%, Hang Seng 3,66%, Straits Times 3,80%, dan Shanghai 1,29%.
“Penyebaran virus corona yang makin meluas ke berbagai negara, memberikan kekhawatiran akan terjadi perlambatan ekonomi, termasuk di dalam negeri. Wabah virus corona telah sah menjadi musuh dunia,” kata Direktur Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, dalam risetnya hari ini.
(Baca: IHSG Bakal Turun Sebab Corona Jadi Pandemi, Berikut Saham Pilihannya)
Meski berbagai negara besar di dunia telah mengumumkan paket stimulus untuk meredam dampak ekonomi dari wabah virus corona, aksi jual masih terus berlanjut di pasar yang dilanda kepanikan setelah organisasi kesehatan Dunia (WHO) menyatakan corona sebagai pandemi global.
Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan bahwa Eropa saat ini berisiko menghadapi guncangan ekonomi terbesar yang mulai menggemakan krisis keuangan global. Hal tersebut hanya bisa dihindari jika para pemimpin dunia bertindak secepatnya untuk meredam dampak virus corona Covid-19.
Dari dalam negeri, pemerintah sebenarnya juga telah bertindak cepat. Kementerian keuangan telah meliburkan pembayaran pajak penghasilan wajib pajak perorangan dan badan. Kemudian percepatan proses impor untuk 500 importir demi menjaga rantai pasok, efisiensi proses logistik.
Kemudian relaksasi bea masuk, penurunan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dan subsidi pajak. Bank Indonesia (BI) sebelumnya juga menurunkan suku bunga acuannya, sedangkan OJK merelaksasi penilaian kredit bermasalah terhadap sektor yang terdampak Covid-19.
(Baca: Virus Corona Jadi Pandemi Global, Wall Street Jatuh ke Zona Bearish)
Hingga berita ini ditulis, IHSG bergerak di level 4.950-an atau turun sekitar 3,8%. Total perdagangan saham mencapai 1,64 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,69 triliun. Sebanyak 331 saham turun, 72 saham tak bergerak. Namun ada 39 saham yang melawan arus dan bergerak di jalur hijau.
Sementara itu saham-saham blue chip di indeks LQ 45 seluruhnya terkoreksi. Koreksi hingga dobel digit sementara ini terjadi pada saham Wijaya Karya (WIKA) yang anjlok 14,29%, PP (PTPP) 11,11%, Waskita Karya (WSKT) 11,04%, Bank Tabungan Negara (BBTN) 10,07%.
Selebihnya koreksi berkisar antara 1,14% yakni pada saham Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) hingga 9,84% pada saham Adaro Energy (ADRO).
(Baca: Wall Street Dibuka Anjlok, Investor Ragu Stimulus Trump Hadapi Corona)