Permintaan Turun Terdampak Corona, Pengusaha Tingkatkan Efisiensi
Pengusaha berencana melakukan efisiensi biaya produksi di tengah meluasnya wabah virus corona atau Covid-19. Pasalnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan status wabah virus tersebut menjadi pandemi global yang berpotensi mengancam dunia usaha.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin, Rosan Roeslani mengatakan hingga saat ini wabah tersebut membuat permintaan menurun drastis. Sehingga efisiensi sangat diperlukan untuk menekan biaya produksi.
"Kami melakukan efisiensi dari banyak hal tapi bukan pengurangan tenaga kerja dan harapannya memang pasokan rantai bahan baku ini tidak berhenti," kata dia di Jakarta, Kamis (12/3).
Menurut dia, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah wabah yang berpotensi memicu krisis ini diperlukan adanya kebijakan-kebijakan dalam bentuk fiskal, moneter dan kebijakan relaksasi lainnya. Hal ini diperlukan dalam rangka menjaga daya beli masyarakat.
(Baca: Impor Terhambat Dampak Corona, Pengusaha Indikasikan Harga Pangan Naik)
Adapun berdasarkan catatan Kadin beberapa industri yang mulai terdampak diantaranya yakni industri elektronik, farmasi dan tekstil. Industri-industri tersebut sangat menggantungkan bahan bakunya dari Tiongkok.
"Ini yang coba kami antsipasi dan mencari pasokan bahan baku ke pasar negara lain juga tidak mudah karena harganya sudah mahal," kata dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Mandey. Menurutnya, saat ini dunia retail terus melakukan efisiensi pengeluaran dengan cara mengorder barang-barang yang lebih diperlukan masyarakat terlebih dahulu.
Tak hanya itu, efisiensi dari segi penghematan operasional dan beban tenaga kerja juga akan dilakukan demi menjaga kelangsungan bisnis. Kendati demikian, Aprindo belum menentukan apakah akan ada pengurangan karyawan.
(Baca: Virus Corona Meluas, WHO Tetapkan sebagai Pandemi Global)
"Sekarang belum ada rencana untuk pengurangan karyawan karena mini market, supermarket dan hypermarket justru sekarang ramai. Itu keputusan paling akhir dan itu jarang terjadi karena kami bukan industri," kata dia.
Adapun WHO akhirnya menyatakan wabah virus corona atau Covid-19 sebagai pandemi global. Alasannya, virus ini terus menyebar cepat hingga ke wilayah yang jauh dari pusat wabah.
WHO mencatat, selama dua pekan terakhir, jumlah kasus corona meningkat hingga 13 kali lipat di luar Tiongkok sebagai pusat wabah. Sedangkan jumlah negara yang terdampak virus ini bertambah hingga tiga kali lipat.
Hingga saat ini ada lebih dari 118.000 kasus di 114 negara, yang mana 4.291 di antaranya meninggal. Sedangkan ribuan pasien lainnya masih ditangani di rumah sakit.
(Baca: Kadin Sebut Produsen Mulai Kurangi Produksi karena Kurang Bahan Baku)
WHO memperkirakan jumlah kasus, angka kematian, dan negara terdampak bakal terus meningkat. Karenanya, WHO pun prihatin dengan tingkat penyebaran yang terus mengkhawatirkan serta lambatnya tindakan peringatan dan antisipasi wabah.
"Oleh karena itu kami menilai, bahwa Covid-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghabyesus Rabu (11/3) malam, dikutip dari pidato resminya.