Mengukur Peran Trading Halt saat Kejatuhan IHSG
Meluasnya dampak virus corona membuat pergerakan indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan sesi pertama hari ini, Jumat (13/3), merosot tajam. Bursa Efek Indonesia sampai melakukan trading halt selama 30 menit agar indeks tak semakin terjun bebas.
Penghentian sementara terjadi di 15 menit pertama perdagangan, ketika indeks turun 5,01% ke level 4.650,58. Hampir semua sektor melemah, termasuk saham blue chip yang turun lebih dari 5%.
Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengalami penurunan terdalam. Grafik Databoks di bawah ini menunjukkan 10 saham yang anjlok pada perdagangan sesi pertama BEI.
Kebijakan penghentian saham mulai berlaku kemarin. Langkah darurat ini sebagai antisipasi kejatuhan tajam IHSG yang telah berlangsung beberapa pekan terakhir. Sejak awal tahun ini, indeks sudah turun hingga 26,1%.
(Baca: Rupiah Kian Anjlok, Berpotensi Tembus Rp 15 Ribu per Dolar AS?)
Kejatuhan lebih dari 20% tersebut berarti pasar modal Indonesia sudah masuk tren pelemahan atau bearish. “Tapi ini tidak masalah karena faktor global,” kata Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee ketika dihubungi.
Dampak virus corona Covid-19 telah mengganggu perekonomian dunia. Beberapa negara melakukan lockdown, seperti Italia, Denmark, dan Irlandia. Isolasi terpaksa ditempuh untuk mencegah penyebaran virus bertambah banyak.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kemarin juga mengumumkan larangan perjalanan dari Eropa, kecuali Inggris, ke negaranya. Pasar merespon negatif kebijakan ini karena dapat mengganggu aktivitas ekonomi dunia. “Market juga kecewa karena stimulus yang dijanjikan Trump belum terealisasi,” kata Hans.