Meski Bursa Anjlok, 5 Emiten Masih Catatkan Kenaikan Signifikan

Image title
13 Maret 2020, 11:25
Warga mengamati layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/3/2020). BEI melakukan pembekuan sementara perdagangan ('trading halt') pada sistem perdagangan di bursa efek pada Kamis (12/3) puk
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Warga mengamati layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/3/2020). BEI melakukan pembekuan sementara perdagangan ('trading halt') pada sistem perdagangan di bursa efek pada Kamis (12/3) pukul 15.33 WIB karena dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,01 persen.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan, sejauh ini tercatat ada 296 emiten yang terkena peraturan baru auto rejection bawah, karena turun 7%. Beberapa di antaranya, merupakan perusahaan yang masuk kategori blue chip.

"Jumlah saham yang terkena auto rejection bawah (-7%) sebanyak 296 saham," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo kepada media Jumat (13/3).

Namun, beberapa emiten masih mampu mencatatkan kenaikan harga saham yang cukup tinggi. Dua di antaranya adalah perusahaan yang baru saja melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), yakni PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) dan PT Makmur Berkah Amanda Tbk (AMAN). Saham CARE tercatat naik 34,9% menjadi Rp 139 per saham. Sementara, saham AMAN naik 34,5% menjadi Rp 148 per saham.

Selain CARE dan AMAN, tercatat ada tiga perusahaan yang mampu mencatatkan kenaikan harga saham yang cukup signifikan, yakni PT Steadfast Marine Tbk (KPAL), PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA) dan PT Enseval Putra Megatrading Tbk (EPMT). Saham KPAL mengalami kenaikan 20,75% menjadi Rp 128, sementara saham GWSA naik 16,04% menjadi Rp 129 per saham dan saham EPMT naik 8,91% menjadi Rp 2.200 per saham.

Meski demikian, kenaikan harga saham beberapa emiten ini tidak mampu menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhirnya IHSG tergelincir. Pasalnya, sejumlah saham LQ45 tercatat mengalami penurunan d bawah 7%, yang mengakibatkan perdagangan saham-saham tersebut terkena auto rejection.

(Baca: Pasar Saham Dibekukan Sementara, Sejumlah Saham Blue Chip Anjlok)

Turunnya saham-saham LQ45, menjadi salah satu penyebab perdagangan di pasar saham dibekukan selama 30 menit sejak 09.15 WIB. Hal itu dilakukan karena indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 5.01% di 4.650.

Auto rejection merupakan penolakan otomatis oleh sistem perdagangan efek terkait penawaran tertinggi atau terendah atas saham di pasar reguler dan pasar tunai. Sehingga, harga saham tidak naik atau turun secara signifikan sesuai ketentuan bursa.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...