Pemerintah Mengaku Hanya Bisa Buka Sebagian Informasi Korban Corona
Pemerintah menyatakan tidak menutupi informasi terkait penyebaran virus corona. Namun, pemerintah tidak akan membuka data terkait identitas dan asal daerah pasien.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan alasan merahasiakan daerah tempat pasien terjangkit Covid-19 karena penularan virus tersebut tidak berbasis kepada daerah. Menurut dia penularan Covid-19 berbasis pada pergerakan orang per orang.
“Katakan kita semua di sini positif, maka ruangan ini akan (dianggap) merah kan? Kemudian kita sama-sama keluar ruangan, ini masih merah? Enggak,” kata Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (12/3).
Selain itu, pemerintah mempertimbangkan kemampuan masyarakat menyerap informasi terkait daerah pasien positif virus corona. Berkaca dari kasus pertama yang diumumkan pemerintah, identitas pasien 1 dan 2 langsung tersebar luas di media sosial.
“Apakah masyarakat kita sudah cukup dewasa? Wong kita baru menyebut nama orang sudah luar biasa,” kaya Yurianto.
(Baca: Dua Pasien Terduga Virus Corona Meninggal Dunia)
Atas dasar itu, pemerintah lebih berfokus memberi informasi terkait riwayat perjalanan pasien positif Covid-19. Pemerintah pun menyampaikan hasil penelusuran atas orang-orang yang kontak dekat dengan pasien positif Covid-19.