Pemerintah Sebut Ada Potensi Penularan Corona di Transportasi Publik

Dimas Jarot Bayu
13 Maret 2020, 10:00
pemerintah, virus corona, kereta, transportasi
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyemprotkan disinfektan di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2020). Pemerintah menyebut penyebaran virus corona bisa terjadi dalam transportasi publik seperti keretal rel listrik atau KRL dan bus.

Pemerintah menyebut ada potensi penyebaran virus corona dalam moda transportasi publik. Salah satunya dalam kereta rel listrik atau KRL. 

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Covid-19 Achmad Yurianto menyebut kerumunan orang dalam KRL memang berpotensi terinfeksi Covid-19. Apalagi jika penumpang saling berdesak-desakkan dalam KRL seperti yang sering  terjadi saat waktu pergi dan pulang kerja.

"Pasti tempat berkerumun banyak adalah tempat yang potensial terjadinya penularan," kata Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (12/3).

Selain KRL, potensi penularan Covid-19 juga bisa terjadi di seluruh moda transportasi massal yang ada. "Tidak hanya di commuter, di bus yang berdesakan pada jam-jam tertentu juga bisa, di tempat yang lain juga bisa," kata Yurianto.

(Baca: Pemerintah Bantah Tutupi Informasi Terkait Virus Corona)

Potensi penularan Covid-19 di KRL sebelumnya disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurut Anies, risiko tersebut muncul terutama untuk KRL jalur Bogor-Depok-Jakarta Kota.

Anies menyebut informasi tersebut digunakan internal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyusun mitigasi mengantisipasi penyebaran Covid-19. "Jadi itu salah satu hal yang harus disiapkan oleh Dinas Perhubungan. Langsung komunikasi tadi dengan jajaran di seluruh operator," ujar Anies.

Hingga saat ini, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 34 orang. Dari jumlah tersebut, 14 kasus diketahui merupakan penularan lokal, sedangkan 20 kasus lainnya berasal dari penularan luar negeri.

Adapun, terdapat satu pasien berkewarganegaraan asing berusia 53 tahun dengan identifikasi kasus nomor 25 yang telah meninggal dunia. Dia diketahui menderita beberapa penyakit penyerta sebelum dirawat di rumah sakit.

“Ada faktor penyakit mendahuluinya, di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid dan sakit paru-paru obstruksi menahun,” kata Yurianto.

Lebih lanjut, sudah ada tiga pasien yang telah dipulangkan karena sudah dinyatakan negatif dari Covid-19. Ketiganya yakni pasien 6, pasien 14, dan pasien 19.

(Baca: Pemerintah Awasi 12 Pasien dengan Gejala Virus Corona)

Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...