Antrean Mengular, MRT Ajak Anies Evaluasi Dampak Pembatasan Penumpang

Rizky Alika
16 Maret 2020, 13:23
antrean MRT, pembatasan layanan
Livia Kristianti/ANTARA
Antrean menuju Stasiun MRT Fatmawati, Senin (16/3/2020).

MRT Jakarta akan mengevaluasi dampak pembatasan penumpang untuk meminimalisir potensi penularan virus corona atau Covid-19. MRT melakukan pembatasan layanan untuk penumpang sesuai petunjuk Gubernur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan. Kebijakan ini malah menyebabkan antrean mengular di beberapa stasiun MRT pagi tadi

Corporate Secretary Division MRT Head Muhammad Kamaludin mengatakan, hasil evaluasi akan dikaji bersama dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta. "Kami tengah melakukan evaluasi antrean calon penumpang memasuki empat stasiun MRT kami pada pagi hari ini," kata Kamaludin kepada katadata.co.id, Senin (16/3).

Kamaludin mengatakan, antrean penumpang pagi tadi terjadi di stasiun Lebak Bulus, stasiun Fatmawati, stasiun Cipete Raya dan stasiun Dukuh Atas BNI. Sedangkan, antrean di sembilan stasiun MRT lainnya masih berjalan dengan baik.

(Baca: Antrean MRT- Transjakarta Padat, Social Distancing Sulit Diterapkan)

Pada pagi tadi antrean panjang mengular di Stasiun Fatmawati hingga sekitar 100 meter dari pintu masuk stasiun. Para penumpang antre berdesak-desakan hingga ke bahu-bahu jalan dekat stasiun. Upaya pembatasan layanan ini malah menyebabkan upaya pembatasan jarak sosial atau sosial distancing untuk mencegah corona tak berhasil.  

Kamaludin mengatakan upaya pembatasan jarak sosial telah berjalan di dalam stasiun dan kereta. Yakni dengan diterapkannya pembatasan penumpang sebanyak 60 orang dalam satu gerbong MRT.

Kebijakan pembatasan layanan penumpang ini sejalan dengan arahan dari Anies Baswedan yang mengimbau warga untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Oleh karena itu, MRT difokuskan khusus untuk pekerja yang masih perlu menangani penanganan virus corona, seperti pekerja medis dan pelayanan publik yang tidak bisa dikerjakan dari rumah.

"Layanan angkutan umum pada hari ini bukan ditujukan untuk mobilitas pekerja normal ke kantor, yang sudah diimbau untuk bekerja dari rumah," ujar dia.

(Baca: Pembatasan Tetap Berlaku, MRT Tambah Petugas Urai Antrean Penumpang)

Sebagaimana diketahui, penumpukan penumpang ini mendapat kecaman karena kekhawatiran penularan virus corona. Salah satu protes datang dari pengamat politik Yunarto Wijaya.

"Logika apa yang digunakan Pemprov DKI Jakarta dengan mengurangi rute bus Transjakarta dan MRT. Orang dianggap punya kendaraan pribadi dan naik ojek daring?" cuit akun resmi Twitter milik Yunarto .

MRT memang membatasi layanan mulai hari ini untuk mencegah penyebaran virus corona. MRT hanya beroperasi pukul 06.00-18.00 WIB dan selang waktu datang kereta hanya 20 menit.

Selain membatasi layanan operasi, perusahaan transportasi publik DKI Jakarta itu dalam pernyataan sebelumnya juga menerapkan pembatasan interaksi fisik untuk mencegah virus Covid-19.

"Sesuai dengan Protokol Pemerintah dalam penanganan virus corona COVID-19, jarak yang disarankan yaitu satu meter antar orang. Dengan dianjurkannya penerapan jarak sosial, MRT menetapkan maksimal 60 penumpang per kereta atau 360 penumpang per rangkaian kereta," demikian keterangan tertulis MRT pada Minggu (15/3).

(Baca: Antrean Panjang Mengular Akibat Pembatasan Transjakarta dan MRT)

Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...