Corona Menular via Helm, Asosiasi Ojol Minta Protokol ke Gojek & Grab

Desy Setyowati
16 Maret 2020, 15:31
Virus Corona Bisa Menular lewat Helm, Ini permintaan Asosiasi Ojol ke Gojek dan Grab
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi, pengemudi ojek online menunggu penumpang di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2020).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus corona bisa menular lewat benda seperti helm. Menanggapi hal itu, Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) meminta aplikator seperti Gojek dan Grab membuat protokol kesehatan bagi mitra pengemudi ojek online.

Garda mengimbau pengemudi ojek online menggunakan helm Standar Nasional Indonesia (SNI) sendiri demi kenyamanan, kesehatan dan keamanan. “Kami akan sampaikan kepada aplikator akan membuat protokol kesehatan standar mereka,” kata Ketua Presidium Garda Igun Wicaksono kepada Katadata.co.id, Senin (16/3).

Asosiasi juga sudah mengeluarkan protokol kesehatan bagi pengemudi ojek online. Di antaranya menggunakan masker kesehatan, helm SNI berpenutup wajah, sarung tangan bersih, atribut lengkap, penutup leher, sepatu dan kaos kaki, dan hand sanitizer.

(Baca: Tarif Ojek Online Jabodetabek Naik, YLKI Minta Konsumen Dapat Masker)

Garda juga mengimbau pengemudi ojek online membersihkan atribut dengan disinfektan sebelum dibawa masuk ke rumah. Rajin minum vitamin dan mencuci tangan, serta menjaga kebersihan.

Selain itu, menyiapkan kantong plastik untuk menyimpan uang kertas atau logam. Pengemudi ojek online juga diminta cek kesehatan jika mengalami gejala flu dan batuk.

Katadata.co.id juga sudah menghubungi Gojek dan Grab terkait kemungkinan helm sebagai media penyebaran virus corona. Namun, keduanya belum memberikan tanggapan hingga berita ini diturunkan.

(Baca: Layanan Sejenis di Tiongkok Terdampak Corona, Gojek & Grab Antisipasi)

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) DKI Jakarta Koesmedi Perhadi mengimbau masyarakat memakai helm sendiri jika bepergian menggunakan layanan ojek online. Hal ini guna menghindari risiko tertular virus covid-19.

Meski begitu, ia tidak menjanjikan bahwa penggunaan helm sendiri dapat menghindari penularan virus corona. “Karena jarak satu atau dua meter tetap jadi masalah,” kata dia dikutip dari Antara, akhir pekan lalu (13/3).

Dikutip dari Washington Post, Chief of the Virus Ecology Section Rocky Mountain Laboratories Vincent Munster melakukan studi terkait penyebaran virus corona di luar inang. Hasilnya, beberapa virus corona berpotensi tetap hidup dan menginfeksi orang lain di atas kardus selama 24 jam, dan bahkan hingga tiga hari di plastik ataupun stainless steel

(Baca: LIPI Ungkap Potensi Corona Menyebar Lewat Ponsel & Paket E-Commerce)

Ketika aerosol menjadi partikel yang mengambang dan halus, virus hidup selama tiga jam. Pada permukaan tembaga, bisa mencapai empat jam. Lalu di stainless steel dan jenis plastik polypropylene masing-masing bisa hidup 13 jam dan 6 jam. 

“Risiko terinfeksi melalui jalur penularan ini berkurang dari waktu ke waktu,” kata Munster dikutip dari Washington Post, akhir pekan lalu (13/2). "Tidak pernah ada risiko nol (terjangkit), jika orang yang memberi Anda paket hanya bersin pada paket itu satu detik yang lalu.”

(Baca: Cegah Penyebaran Virus Corona, WHO Imbau Tak Pakai Uang Kertas)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...