Kenaikan Inflasi Perdesaan Gerus Upah Riil Buruh Tani Februari
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, daya beli buruh tani nasional menurun pada Februari 2020. Hal ini tercermin dari turunnya upah riil buruh tani sebesar 0,25% dari Rp 52.360 pada Januari menjadi Rp 52.232 pada Februari.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menyatakan, inflasi pedesaan cukup dalam pada bulan lalu. "Inflasi naik 0,48% di desa sehingga upah riilnya turun," ujar Yunita di Jakarta, Senin (16/3).
(Baca: Inflasi Melebihi Upah, Daya Beli Buruh Tani Turun)
Untuk diketahui, upah riil dihitung berdasarkan selisih antara kenaikan upah nominal dengan inflasi. Adapun rata-rata upah nominal buruh tani naik 0,23% dari Rp 55.046 menjadi Rp 55.173 per hari.
Selain buruh tani, Yunita juga mengatakan, upah riil buruh bangunan juga menurun 0,12%, yaitu dari Rp 85.764 menjadi Rp 85.663. "Ini karena ada inflasi 0,28% di Februari," ujarnya.
Kendati demikian, rata-rata upah nominalnya naik 0,16% dari Rp 89.478 menjadi Rp 89.621 per hari.
(Baca: Inflasi Januari Tinggi di Perdesaan, Upah Rill Buruh Tani Turun 0,29%)
Lebih lanjut, Yunita menyatakan upah riil buruh potong rambut wanita juga turun 0,24% dari Rp 27.327 menjadi Rp 27.262. Sementara rata-rata upah nominalnya naik 0,04%, yaitu dari Rp 28.510 menjadi Rp 28.522 per kepala.
Adaoun upah riil asisten rumah tangga juga ikut turun 0,18% dari Rp 401.916 menjadi Rp 401.203. Sedangkan rata-rata upah nominalnya naik 0,1% dari Rp 419.319 menjadi Rp 419.739 per bulan.