Corona Mewabah, SKK Migas Jaga Produksi Kontraktor Migas Tak Terlambat
SKK Migas hingga kini masih menaruh fokus terhadap perkembangan virus corona di Tanah Air. Meski ada imbauan untuk bekerja dari rumah (work from home), SKK Migas terus berkoordinasi dengan kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) supaya produksi minyak dan gas bumi (migas) terjaga.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menindaklanjuti dampak dari merebaknya virus ini. "Kita akan berusaha supaya tidak ada keterlambatan produksi," ujar Dwi di Jakarta, Selasa (17/3).
Selain itu, SKK Migas juga memastikan karyawannya dapat bekerja dengan optimal di tengah merebaknya virus corona. Untuk meminimalisir dampak virus tersebut, SKK Migas telah menyiapkan bus untuk mengantar jemput karyawan.
“Kita juga sedang siapkan bagi karyawan SKK Migas yang biasanya menggunakan transportasi umum kita sediakan shuttle bus,” kata Dwi.
(Baca: Tangkal Corona, SKK Migas Imbau Pegawai Tak Pergi ke Luar Negeri)
Secara terpisah, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, meski harga minyak mentah dunia semakin tergerus akibat sentimen corona, SKK Migas tidak akan memangkas produksi.
Hanya saja, SKK Migas bakal melakukan efisiensi agar beberapa proyek hulu migas yang saat ini berjalan tak mengalami hambatan. Adapun pihaknya terus melakukan koordinasi secara intensif dengan para kontraktor KKS untuk mendukung pencapaian target produksi tahun ini.
"Kalau memang ada dampak ke produksi ya itu konsekuensi yang memang harus kita kalkulasi dengan baik," ujar Julius kepada Katadata.co.id.
Seperti diketahui, berdasarkan Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2020. Target lifting minyak ditetapkan sebesar 734 ribu barel per hari (bopd) sedangkan lifting gas dipatok 1,19 juta barel setara minyak per hari.
(Baca: SKK Migas Sebut Virus Corona Tak Berdampak pada Operasional Blok Migas)