Masih Dipengaruhi Pandemi Corona, Bursa Saham Asia Tenggara Berguguran

Image title
17 Maret 2020, 14:40
Ilustrasi, pergerakan saham yang terus turun karena pengaruh pandemi virus corona
123RF.com/Daniil Peshkov
Ilustrasi, pergerakan saham yang terus turun karena pengaruh pandemi virus corona

Merebaknya virus corona benar-benar memukul pasar keuangan negara-negara Asia Tenggara, dengan Filipina menjadi negara pertama yang memutuskan menutup perdagangan tanpa batas yang ditentukan.

Selain Filipina, beberapa bursa saham negara-negara Asia Tenggara juga mencatatkan performa yang buruk, meski tidak sampai mengambil langkah ekstrem menutup perdagangan.

Bursa saham yang dimaksud antara lain Bursa Efek Indonesia (BEI), Bursa Malaysia dan Ho Chi Minh Stock Exchange (HSX), Vietnam.

Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat kembali melemah, didorong aksi jual oleh investor asing sebesar Rp 590,77 miliar. Pada perdagangan sesi pertama, Selasa (17/3), IHSG ditutup melemah 4,18% di level 4.494.

(Baca: Filipina Tutup Perdagangan di Pasar Keuangan Imbas Virus Corona)

Sebelumnya, pekan lalu perdagangan di BEI bahkan sempat dua kali dihentikan sementara alias trading halt, untuk menghindari kejatuhan yang lebih dalam.

Sementara, Malaysia yang pada Senin (16/3) mengumumkan lockdown, tidak menutup perdagangan di Bursa Malaysia. Namun, pada pembukaan perdagaan, indeks FTSE dibuka turun 67,39 poin menjadi 1.213,24 dari penutupan sehari sebelumnya di level 1.280,63.

Mengutip New Straits Times, Selasa (17/3), indeks FTSE dikatakan Malacca Securities Sdn Bhd., telah menembus level support 1.300 dan tengah menguji level psikologis 1.200.

(Baca: Asing Jualan Saham Tiga Bank Besar, IHSG Sesi Pertama Anjlok 4,18%)

Demikian pula dengan Vietnam, tercatat juga mengalami penurunan, meski tidak sedalam pasar modal Indonesia dan Malaysia.

HSX Vn-Index tercatat bergerak di rentang 721,84-742,58 dengan level pukul 13.30 WIB, tercatat sebesar 735,79, turun 1,61% dibanding level penutupan perdagangan sehari sebelumnya.

Singapura dan Thailand Masih Rentan Penurunan

Singapura juga mengalami kondisi serupa, dengan Singapore Straits Times Index (STI) melemah 15,16 poin dan bergerak di level 2.481,91, turun tipis 0,56% dibanding penutupan sehari sebelumnya.

STI tercatat telah mengalami penurunan selama empat sesi perdagangan berturut-turut, sejak Kamis (12/3), dengan level sudah di bawah level 2.500. Sama seperti indeks saham lainnya di Asia Tenggara, pelemahan STI disebabkan karena kekhawatiran pandemi virus corona.

(Baca: IHSG Anjlok di Bawah 4.500, Terseret Bursa Saham Global)

Aksi pembelian kembali saham atau buyback oleh sejumlah emiten perbankan di SGX juga tidak berhasil meredam penurunan STI. Tercatat setidaknya ada tiga bank besar yang melakukan aksi buyback di SGX, yakni DBS Grup Holding, UOB dan OCBC.

Hanya SET menjadi satu-satunya bursa saham besar di Asia Tenggara yang mencatatkan performa lumayan. SET Index pukul 14.00 WIB berada di level 1.047,9, naik tipis 0,17% dibanding level penutupan sehari sebelumnya. Meski demikian, SET Index tidak benar-benar aman, karena pergerakannya masih volatil di rentang 1.037,22-1.068,85.

Mengutip Thailand Business News, Jumat (13/3), akhir pekan lalu, perdagangan di SET bahkan sempat dihentikan selama 30 menit, karena SET Index turun 111,52 poin menjadi 1.003,39 pada pembukaan perdagangan.

Dilihat sepekan, setidaknya hingga penutupan akhir pekan lalu, SET Index sejatinya sudah turun cukup dalam, karena pada perdagangan 6 Maret 2020, SET Index masih ditutup di level 1.364,57.

(Baca: Bursa Saham Wall Street Ambruk 12%, Dow Jones Turun Hampir 3.000 Poin)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...