IHSG Anjlok Imbas Corona, Transaksi Aplikasi Investasi Justru Melonjak

Cindy Mutia Annur
Oleh Cindy Mutia Annur - Desy Setyowati
18 Maret 2020, 15:11
IHSG Anjlok Imbas Corona, Transaksi Aplikasi Investasi bareksa, tanamduit dan bukareksa bukalapak Justru Melonjak
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ilustrasi, pengunjung berjalan di samping layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/11/2019).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menurun hingga sempat menyentuh level 4.292 pada perdagangan hari ini, imbas pandemi corona. Meski virus corona mewabah di Indonesia, transaksi di aplikasi investasi termasuk reksa dana tetap meningkat.

Startup penyedia platform investasi PT Star Mercato Capitale (Tanamduit) misalnya, mencatatkan nilai pembelian (subscription) reksa dana lebih tinggi dibanding jual selama 2-16 Maret. Dari sisi volume, transaksi beli juga melebihi jual reksa dana.

Namun, Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau total dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) turun 3%. “Ini disebabkan oleh turunnya NAB reksa dana saham,” kata Direktur Pengembangan Bisnis Tanamduit Muhammad Hanif kepada Katadata.co.id, kemarin (17/3).

(Baca: IHSG Masih Anjlok, Harga Saham-saham Unggulan Berguguran)

Ia optimistis jumlah nasabah baru dan nilai dana kelolaan masih akan tumbuh, meski virus corona mewabah. “Tetapi komposisinya, mungkin dalam jangka pendek, akan didominasi oleh reksa dana pasar uang,” katanya.

Hal senada disampaikan oleh Co-founder sekaligus CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra. AUM di marketplace layanan keuangan itu meningkat 20% dibanding akhir tahun lalu menjadi lebih dari Rp 2 triliun pada 15 Maret 2020.

Dibanding Februari, AUM Bareksa juga naik 12%. Padahal, IHSG anjlok 17% pada periode yang sama. (Baca: Platform Investasi Tanamduit Kantongi Modal Rp 43,5 Miliar)

Peningkatan AUM didorong oleh nilai pembelian reksa dana selama sebulan terakhir meningkat 48%. Jumlah nasabah juga naik menjadi 800 ribu atau sekitar 42% dari total investor reksa dana di Indonesia.

"Jika tren ini berlanjut, ini merupakan fenomena penting yang menunjukkan potensi fintech di area e-investasi bukan hanya untuk pendalaman tetapi juga stabilisasi market di masa-masa mendatang, khususnya di saat terjadi guncangan besar di dunia keuangan Indonesia,” kata Karaniya dalam siaran pers.

(Baca: Jadi Presiden OVO, Karaniya Perkuat Integrasi Bisnis dengan Bareksa)

Transaksi di fitur Bukareksa Bukalapak juga stabil, meski IHSG terdampak wabah virus corona. Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono menilai, nasabahnya bukan tipikal spekulatif di mana sebagian besar portofolio yakni aset pasar uang.

“Dalam hal ini, kami melihat dari sisi pertumbuhan total transaksi dan dana kelolaan kami cukup stabil,” kata Intan kepada Katadata.co.id. Perusahaan juga memberikan advisory content terkait perkembangan pasar.

(Baca: Susul Bukalapak dan Tokopedia, Shopee Siap Luncurkan Reksa Dana)

Reporter: Cindy Mutia Annur

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...