Masih Ekspor, Jokowi Perintahkan Industri Pasok APD ke Rumah Sakit
Presiden Joko Widodo menegaskan kepada industri agar mengutamakan produksi Alat Pelindung Diri atau APD untuk kebutuhan di dalam negeri. Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, industri selama ini masih melakukan ekspor ke sejumlah negara.
"Presiden menegaskan seluruh indutri prioritaskan kebutuhan domestik dulu," kata Doni dalam konferensi video di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/3).
Doni menjelaskan, Indonesia sebenarnya bisa melepaskan diri dari ketergantungan impor alat kesehatan seperti APD, masker, penyanitasi tangan, dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, pihaknya telah meminta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk mendorong industri memproduksi alat kesehatan yang dapat mendukung dalam penanganan corona.
(Baca: Risau Pasien Melonjak, Erick Thohir Pastikan Logistik Wisma Atlet Aman)
Doni memperhitungkan, Indonesia membutuhkan jutan APD jika pandemi corona berlangsung dalam waktu lama. Untuk itu, pasokan di dalam negeri harus dipastikan cukup.
Jika kebutuhan dalam negeri cukup, Indonesia juga dapat membantu negara lain yang membutuhkan. Hal ini mengingat, sebagian besar industri tekstil berada di kawasan Asia Selatan dan Tenggara. "Negara maju justru telah kurangi industri tekstil mereka," ujar dia.
Sebelumnya, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengeluhkan kondisi tenaga medis dalam menangani pasien virus corona. Pasalnya, perawat harus menangani pasien dengan APD yang terbatas.
Ketua Umum PPNI Harif Fadillah menyebut tak semua rumah sakit memiliki APD yang cukup di tengah melonjaknya pasien Covid-19. “Ibarat kita perang tanpa pertahanan, itu namanya mati konyol. keluhan dari berbagai daerah itu APD juga,” kata Harif dalam wawancara di radio MNC Trijaya, Sabtu (21/3).
(Baca: Pemerintah Akan Distribusikan 2 Ribu APD untuk RS Daerah pada 25 Maret)
Harif mengatakan berbagai rumah sakit rujukan memang memiliki APD yang memadai. Hanya saja, tidak demikian dengan berbagai rumah sakit nonrujukan, terutama yang berada di daerah.
Padahal, para perawat di berbagai rumah sakit nonrujukan di daerah tersebut tetap membutuhkan APD. Sebab, mereka kerap kedatangan pasien yang menderita gejala serupa virus corona.
“Rumah sakit harus beli sendiri, persediaan juga enggak ada,” kata Harif.
Atas dasar itu, Harif mengatakan para perawat kerap kali baru mengganti APD setiap satu giliran kerja. Idealnya, para perawat mengganti APD setiap bertemu satu pasien. “Biasanya satu APD dipakai lalu buang. Ini satu shift baru diganti,” kata dia.