Rupiah Naik Tipis Usai The Fed Umumkan Kebijakan Kredit ke Pebisnis AS
Nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi ini, Selasa (24/3) menguat 0,42% ke level Rp 16.505 per dolar AS. Penguatan kurs rupiah terdampak sentimen positif global usai Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) berencana merilis program kredit untuk pebisnis AS.
Hinga pukul 09.00 WIB, rupiah kembali menguat 0,51% ke posisi Rp 16.490 per dolar AS. Penguatan nilai tukar juga dialami mayoritas mata uang Asia.
Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,76%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,26%, doalr Taiwan 0,24%, won Korea Selatan 0,84%, peso Filipina 0,47%, yuan Tiongkok 0,07%, dan ringgit Malaysia 0,41%.
Sedangkan rupee India dan baht Thailand teroantau masih melemah masing-masing 1,46% dan 0,04%.
(Baca: Rupiah Anjlok 3,8% ke Rp 16.575 per US$, Melemah Terdalam di Asia)
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menuturkan, mata uang emerging market mulai tampak menguat terhadap dolar AS seiring imbas kebijakan AS.
"Pengumuman mendadak The Fed kemarin malam yang akan merilis program kredit ke pebisnis AS melalui perbankan telah memberikan sentimen positif ke sebagian aset berisiko," ujar Tjendra kepada Katadata.co.id, Selasa (24/3).
Pagi ini, indeks saham Asia seperti Nikkei dan Kospi juga mulai menanjak. Demikian pula, indeks saham Australia dan indeks saham Futures S&P 500. Sentimen tersebut pun dinilai Tjendra membawa aura positif terhadap nilai tukar rupiah hari ini.
(Baca: Asing Kabur Akibat Corona, Kurs Jual Dolar AS di Bank Tembus Rp 17.000)
Di sisi lain, pasar juga masih menanti persetujuan stimulus AS senilai US$ 2 triliun di senat AS hari ini. "Bila ini disetujui, dampaknya akan memberikan dorongan penguatan tambahan untuk rupiah," kata dia.
Dengan sentimen tersebut, Tjendra memperkirakan rupiah berpotensi menguat ke level support Rp 16.000. Sedangkan sepanjang hari ini, pergerakan rupiah terhadap mata uang Negeri Paman Sam berpotensi berada di rentang Rp 16.000 - 16.575.